Jumat, 25 Oktober 2013

BELAJAR TENTANG KETIDAK TERATURAN MENSTRUASI ATAU SINDROM OVARIUM POLIKISTIK (PCOS)


Berikut merupakan kutipan ilmiah online digunakan sebagai referensi pribadi


Mencoba untuk hamil namun belum berhasil? Anda mungkin makan sarapan yang salah. Nah, mengonsumsi sekitar setengah dari kalori harian Anda di pagi hari ternyata dapat meningkatkan kesuburan Anda lho. Hal ini ditunjukkan pada penelitian baru yang diterbitkan dalam Clinical Science.

Dilansir Women's Health, Sabtu (26/10/2013), dengan mempelajari wanita dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS), peneliti dari dua universitas di Israel mampu mengetahui bagaimana waktu makan dan ukuran dapat memanipulasi kadar hormon.

PCOS adalah gangguan yang meningkatkan jumlah hormon seks pria yang beredar dalam darah wanita dan menyebabkan ketidakberaturan menstruasi yang dapat membuat sulit bagi seorang wanita untuk hamil.

Eman puluh wanita dengan PCOS, yang secara fisik sehat, dibagi menjadi dua kelompok. Asupan kalori harian untuk kedua kelompok yang ditetapkan sebesar 1.800. Setengah dari wanita mengonsumsi makanan sekitar 980 kalori selama sarapan, sementara separuh lainnya memakan jumlah kalori tersebut selama makan malam.

Dibandingkan dengan mereka yang makan di malam hari, para peserta yang tidak makan pagi mendapatkan penurunan 50 persen kadar testosteron setelah 12 minggu. Sedangkan mereka yang sarapan tingkat hormon reproduksinya melonjak hingga 150 persen, dan hampir setengah dari perserta perempuan mulai berovulasi pada akhir periode penelitian. Dibandingkan dengan hanya 20 persen dari kelompok yang melakukan makan malam.

"Makan pagi lebih banyak memang ada dapat dikaitkan dengan manfaat kesehatan seperti menurunkan berat badan, megtabolisme yang kuat, dan meningkatkan sensitivitas insulin. Dan peningkatan dalam sensitivitas insulin ini mungkin menjelaskan penurunan hormon pria antara penderita PCOS," kata penulis studi Oren Froy , Ph.D., dari The Hebrew University of Jerusalem.

Bahkan jika Anda tidak mengalami ketidakseimbangan hormon yang berhubungan dengan PCOS, makanan Anda di pagi hari akan meningkatkan kesuburan. Jadi cobalah untuk mengonsumsi kira-kira setengah dari total asupan kalori harian Anda saat harapan. Pilih makanan yang tinggi protein dan karbohidrat untuk energi lebih baik dan kesuburan sepanjang hari.

Selasa, 22 Oktober 2013

APA YANG DIMAKSUD DENGAN AMDAL?





Apa yang dimaksud dengan AMDAL?
AMDAL merupakan singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
AMDAL merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan keputusan.
Hal-hal yang dikaji dalam proses AMDAL: aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
“…kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup; dibuat pada tahap perencanaan…”
Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan. Peraturan pemerintah tentang AMDAL secara jelas menegaskan bahwa AMDAL adalah salah satu syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin usaha/kegiatan. AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan.
Dokumen AMDAL terdiri dari :
  • Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)
  • Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
  • Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
  • Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
Tiga dokumen (ANDAL, RKL dan RPL) diajukan bersama-sama untuk dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL. Hasil penilaian inilah yang menentukan apakah rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut layak secara lingkungan atau tidak dan apakah perlu direkomendasikan untuk diberi ijin atau tidak.
Apa guna AMDAL?
  • Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah
  • Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan
  • Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha dan/atau kegiatan
  • Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
  • Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan
“…memberikan alternatif solusi minimalisasi dampak negatif”
“…digunakan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberi ijin usaha dan/atau kegiatan”
Bagaimana prosedur AMDAL?
Prosedur AMDAL terdiri dari :
  • Proses penapisan (screening) wajib AMDAL
  • Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat
  • Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL (scoping)
  • Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi kegiatan wajib AMDAL, yaitu menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak.
Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat. Berdasarkan Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 08/2000, pemrakarsa wajib mengumumkan rencana kegiatannya selama waktu yang ditentukan dalam peraturan tersebut, menanggapi masukan yang diberikan, dan kemudian melakukan konsultasi kepada masyarakat terlebih dulu sebelum menyusun KA-ANDAL.
Proses penyusunan KA-ANDAL. Penyusunan KA-ANDAL adalah proses untuk menentukan lingkup permasalahan yang akan dikaji dalam studi ANDAL (proses pelingkupan).
Proses penilaian KA-ANDAL. Setelah selesai disusun, pemrakarsa mengajukan dokumen KA-ANDAL kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal untuk penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan oleh penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.
Proses penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL. Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL dilakukan dengan mengacu pada KA-ANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian Komisi AMDAL).
Proses penilaian ANDAL, RKL, dan RPL. Setelah selesai disusun, pemrakarsa mengajukan dokumen ANDAL, RKL dan RPL kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal untuk penilaian ANDAL, RKL dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan oleh penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.
Siapa yang harus menyusun AMDAL?
Dokumen AMDAL harus disusun oleh pemrakarsa suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
Dalam penyusunan studi AMDAL, pemrakarsa dapat meminta jasa konsultan untuk menyusunkan dokumen AMDAL. Penyusun dokumen AMDAL harus telah memiliki sertifikat Penyusun AMDAL dan ahli di bidangnya. Ketentuan standar minimal cakupan materi penyusunan AMDAL diatur dalam Keputusan Kepala Bapedal Nomor 09/2000.
Siapa saja pihak yang terlibat dalam proses AMDAL?
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah Komisi Penilai AMDAL, pemrakarsa, dan masyarakat yang berkepentingan.
Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL. Di tingkat pusat berkedudukan di Kementerian Lingkungan Hidup, di tingkat Propinsi berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan hidup Propinsi, dan di tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan hidup Kabupaten/Kota. Unsur pemerintah lainnya yang berkepentingan dan warga masyarakat yang terkena dampak diusahakan terwakili di dalam Komisi Penilai ini. Tata kerja dan komposisi keanggotaan Komisi Penilai AMDAL ini diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, sementara anggota-anggota Komisi Penilai AMDAL di propinsi dan kabupaten/kota ditetapkan oleh Gubernur dan Bupati/Walikota.
Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
Masyarakat yang berkepentingan adalah masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL berdasarkan alasan-alasan antara lain sebagai berikut: kedekatan jarak tinggal dengan rencana usaha dan/atau kegiatan, faktor pengaruh ekonomi, faktor pengaruh sosial budaya, perhatian pada lingkungan hidup, dan/atau faktor pengaruh nilai-nilai atau norma yang dipercaya. Masyarakat berkepentingan dalam proses AMDAL dapat dibedakan menjadi masyarakat terkena dampak, dan masyarakat pemerhati.
Apa yang dimaksud dengan UKL dan UPL ?
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup oleh penanggung jawab dan atau kegiatan yang tidak wajib melakukan AMDAL (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup).
Kegiatan yang tidak wajib menyusun AMDAL tetap harus melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan.
Kewajiban UKL-UPL diberlakukan bagi kegiatan yang tidak diwajibkan menyusun AMDAL dan dampak kegiatan mudah dikelola dengan teknologi yang tersedia.
UKL-UPL merupakan perangkat pengelolaan lingkungan hidup untuk pengambilan keputusan dan dasar untuk menerbitkan ijin melakukan usaha dan atau kegiatan.
Proses dan prosedur UKL-UPL tidak dilakukan seperti AMDAL tetapi dengan menggunakan formulir isian yang berisi :
  • Identitas pemrakarsa
  • Rencana Usaha dan/atau kegiatan
  • Dampak Lingkungan yang akan terjadi
  • Program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
  • Tanda tangan dan cap
Formulir Isian diajukan pemrakarsa kegiatan kepada :
  • Instansi yang bertanggungjawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup Kabupaten/Kota untuk kegiatan yang berlokasi pada satu wilayah kabupaten/kota
  • Instansi yang bertanggungjawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup Propinsi untuk kegiatan yang berlokasi lebih dari satu Kabupaten/Kota
  • Instansi yang bertanggungjawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian dampak lingkungan untuk kegiatan yang berlokasi lebih dari satu propinsi atau lintas batas negara
Apa kaitan AMDAL dengan dokumen/kajian lingkungan lainnya ?
AMDAL-UKL/UPL
Rencana kegiatan yang sudah ditetapkan wajib menyusun AMDAL tidak lagi diwajibkan menyusun UKL-UPL (lihat penapisan Keputusan Menteri LH 17/2001). UKL-UPL dikenakan bagi kegiatan yang telah diketahui teknologi dalam pengelolaan limbahnya.
AMDAL dan Audit Lingkungan Hidup Wajib
Bagi kegiatan yang telah berjalan dan belum memiliki dokumen pengelolaan lingkungan hidup (RKL-RPL) sehingga dalam operasionalnya menyalahi peraturan perundangan di bidang lingkungan hidup, maka kegiatan tersebut tidak bisa dikenakan kewajiban AMDAL, untuk kasus seperti ini kegiatan tersebut dikenakan Audit Lingkungan Hidup Wajib sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 30 tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Audit Lingkungan yang Diwajibkan.
Audit Lingkungan Wajib merupakan dokumen lingkungan yang sifatnya spesifik, dimana kewajiban yang satu secara otomatis menghapuskan kewajiban lainnya kecuali terdapat kondisi-kondisi khusus yang aturan dan kebijakannya ditetapkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup.
Kegiatan dan/atau usaha yang sudah berjalan yang kemudian diwajibkan menyusun Audit Lingkungan tidak membutuhkan AMDAL baru.
AMDAL dan Audit Lingkungan Hidup Sukarela
Kegiatan yang telah memiliki AMDAL dan dalam operasionalnya menghendaki untuk meningkatkan ketaatan dalam pengelolaan lingkungan hidup dapat melakukan audit lingkungan secara sukarela yang merupakan alat pengelolaan dan pemantauan yang bersifat internal. Pelaksanaan Audit Lingkungan tersebut dapat mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 42 tahun 1994 tentang Panduan umum pelaksanaan Audit Lingkungan.
Penerapan perangkat pengelolaan lingkungan sukarela bagi kegiatan-kegiatan yang wajib AMDAL tidak secara otomatis membebaskan pemrakarsa dari kewajiban penyusunan dokumen AMDAL. Walau demikian dokumen-dokumen sukarela ini sangat didorong untuk disusun oleh pemrakarsa karena sifatnya akan sangat membantu efektifitas pelaksanaan pengelolaan lingkungan sekaligus dapat “memperbaiki” ketidaksempurnaan yang ada dalam dokumen AMDAL.
Dokumen lingkungan yang bersifat sukarela ini sangat bermacam-macam dan sangat berguna bagi pemrakarsa, termasuk dalam melancarkan hubungan perdagangan dengan luar negeri. Dokumen-dokumen tersebut antara lain adalah Audit Lingkungan Sukarela, dokumen-dokumen yang diatur dalam ISO 14000, dokumen-dokumen yang dipromosikan penyusunannya oleh asosiasi-asosiasi industri/bisnis, dan lainnya.


SK KLASTER LABORATORIUM INSTANSI LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN/KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA




NO PROVINSI KABUPATEN IBU KOTA
II Sumatera Utara
1 Serdang Bedagai Sei Rampah
2 Asahan Kisaran
3 Samosir Pangururan
4 Kota Pematang Siantar Pematang Siantar
5 Nias Selatan Teluk Dalam
6 Kota Sibolga Sibolga
7 Tapanuli Selatan Padang Sidempuan


Sumber : KLH-PPE Sumatera, September 2012 

Jumat, 18 Oktober 2013

BELAJAR TENTANG GEMPA BUMI. GEMPA BUMI, IBARAT PENCURI DI MALAM HARI ATAU MAUT DATANG MENJEMPUT

Kejadian alam yang mengingatkan kita kepada Pencipta agar kita senantiasa berjaga, ibarat pencuri di malam hari atau maut datang menjemput yang kita tidak dapat mengetahui kapan akan terjadi.

Kejadian alam, salah satunya adalah GEMPA BUMI. 


Ingin tahu, kejadian GEMPA BUMI terkini ?

BELAJAR TENTANG MENGENAL BATUAN

Private Library of Simamora, Helmut Todo Tua
Environment, Research and Development Agency
Samosir Regency Government of North Sumatera Province
INDONESIA



Berikut merupakan kutipan ilmiah yang disusun dan digunakan Penulis sebagai referensi pribadi di dalam mendukung kegiatan kerja di kantor.


Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata Yunani, lithos (λίθος) yang berarti berbatu, dan sphere (σφαῖρα) yang berarti padat. Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan Bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan kulit Bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian).
Litosfer Bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel Bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet Bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan, sednagkan astenosfer berubah seperti cairan kental.
Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer.
Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar Bumi dikembangkan oleh Barrel pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep itu. konsep yang berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di atas kerak benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan astenosfer berkembang sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan pada tahun 1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah (astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut.
Terdapat dua tipe litosfer
  • Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar samdura
  • Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua
Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua memiliki kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan dengan lapisan mantel atas karena keberadaanlapisan Mohorovicic

Material Pembentuk Litosfer

Litosfer tersusun atas tiga macam material utama dengan bahan dasar pembentukannya adalah Magma dengan berbagai proses yang berbeda-beda. Berikut merupakan material batuan penyusun litosfer,

Batuan Beku (Igneous Rock)

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku menjadi padat, dengan sekitar 80% material batuan yang menyusun batuan kerak Bumi adalah batuan beku. Berdasarkan tempat terbentuknya magma beku. batuan beku dibagi menjadi tiga macam,

- Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik)

Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung perlahan-lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit Bumi. Contoh batuan beku dalam adalah granitdiorit, dan gabbro.

- Batuan Beku Gang/Korok (hypabisal)

Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur magma dan permukaan Bumi. Magma yang meresap di antara lapisan-lapisan litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung lebih cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar. Campuran kristal mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri batuan beku korok.

- Batuan Beku Luar(vulkanik)

Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma membeku di permukaan Bumi (seperti magma hasil letusan gunung berapi). Contoh batuan beku luar adalah :basaltdioritandesitobsidinscoria, batuan apung (pumice).

Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)

Batuan Sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan Bumi yang mengalami pelapukan. Bagian - bagian yang lepas dari hasil pelapukan tersebut terlepas dan ditansportasikan oleh aliran air, angin, maupun oleh gletser yang kemudian terendapkan atau tersedimentasi dan terjadilah proses diagenesis yang menyebabkan endapan tersebut mengeras dan menjadi bantuan sedimen. Batuan Sedimen berdasar proses pembentukannya terdiri atas,
  1. Batuan Sedimen Klastik
  2. Batuan Sedimen Kimiawi
  3. Batuan Sedimen Organik
Berdasar tenaga yang mengangkutnya Batuan Sedimen terdiri atas,
  1. Batuan Sedimen Aeris atau Aeolis
  2. Batuan Sedimen Glasial
  3. Batuan Sedimen Aquatis
  4. Batuan Sedimen Marine

Batuan Malihan (Metamorf)

Batuan Malihan terbentuk karena terjadinya penambahan suhu atau penambahan tekanan yang tinggi dan terjadi secara bersamaan pada batuan sedimen.

Struktur Lapisan Kerak Bumi

Di dalam litosfer terdapat lebih dari 2000 mineral dan hanya 20 mineral yang terdapat dalam batuan. 
Mineral pembentuk batuan yang penting, yaitu :
  1. Kuarsa (Si02),
  2. Feldspar,
  3. Piroksen,
  4. Mika Putih (K-Al-Silikat),
  5. Biotit atau Mika Cokelat (K-Fe-Al-Silikat),
  6. Amphibol,
  7. Khlorit, Kalsit (CaC03),
  8. Dolomit (CaMgCOT3),
  9. Olivin (Mg, Fe),
  10. Bijih Besi Hematit (Fe2O3),
  11. Magnetik (Fe3O2), dan
  12. Limonit (Fe3OH2O).

 Selain itu, litosfer juga terdiri atas dua bagian, yaitu lapisan Sial dan lapisan Sima. Lapisan Sial yaitu lapisan kulit Bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit, andesit, jenis-jenis batuan metamorf, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan Sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit Bumi yang tersusun oleh logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Batuan pembentuk kulit Bumi selalu mengalami siklus atau daur, yaitu batuan mengalami perubahan wujud dari magma, batuan beku, batuan sedimen, batuan malihan, dan kembali lagi menjadi magma.
Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapurbatu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi.
Batuan sedimen (batuan endapan) adalah batuan yang terjadi akibat pengendapan materi hasil erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen. Materi hasil erosi terdiri atas berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar, berat dan ada juga yang ringan. Cara pengangkutannya pun bermacam-macam seperti terdorong (traction), terbawa secara melompat-lompat (saltion), terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada pula yang larut (salution). Klasifikasi lebiih lanjut seperti berikut:
  • Berdasarkan proses pengendapannya
    • batuan sedimen klastik (dari pecahan pecahan batuan sebelumnya)
    • batuan sedimen kimiawi (dari proses kimia)
    • batuan sedimen organik (pengedapan dari bahan organik)
  • Berdasarkan tenaga alam yang mengangkut
    • batuan sedimen aerik (udara)
    • batuan sedimen aquatik (air sungai)
    • batuan sedimen marin (laut)
    • batuan sedimen glastik (gletser)
  • Berdasarkan tempat endapannya
    • batuan sedimen limnik (rawa)
    • batuan sedimen fluvial (sungai)
    • batuan sedimen marine (laut)
    • batuan sedimen teistrik (darat)
Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut. Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batulanau, batulempung.
  • Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butitan yang bersudut
  • Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butiran yang membudar
  • Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16 mm
  • Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai 1/256 mm
  • Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256 mm












 
GRANITIS
ANDESITIS
BASALTIS
ULTRAMAFIS
Intrusive
Granite
Diorite
Gabro
Peridotite
Extrusive
Rhyolite
Andesite
Basalt
Komposisi Mineral Utama
Kuarsa, K-Feldspar
Na-Plagioclase
Intermediate Plagioclase Amphibol, Biotite
Ca-Plagiclase
Pyroxene
Olivine
Pyroxene
Mineral
Sedikit
Muscovite, Biotite
Amphibole
Pyroxene
Olivine
Amphibole
Ca-Plagioclase
(Anorthite)

Kamis, 17 Oktober 2013

BELAJAR TENTANG MENGENAL DUA (2) TIPE PENYAKIT KENCING MANIS (DIABETES) DAN RISIKO DIABETES

Private Library of Simamora, Helmut Todo Tua
Environment, Research and Development Agency
Samosir Regency Government of North Sumatera Province
INDONESIA




Berikut merupakan kutipan ilmiah yang awam bagi Penulis namun bermanfaat sehingga digunakan sebagai referensi pribadi.




You're at risk for type 2 diabetes if someone in your family has it, if you are overweight, have high blood pressure, or if you had gestational diabetes when you were pregnant.
Your doctor can test you for type 2 diabetes by checking a sample of your blood. And this test will most likely be free.
You may also be able to get free help to work on improving the habits that raise your risk for diabetes, like how you eat. Taking action early can prevent you from getting this dangerous disease.

Free Type 2 Diabetes Tests

Thanks to the Affordable Care Act, nearly all health plans have to provide certain preventive care to their members at no cost. You don't have to pay a copay, coinsurance, or even a deductible to get these exams when they're used to help find conditions or diseases early, before you have symptoms.
  • A cholesterol test lets you know your cholesterol levels. People with abnormal cholesterol and high triglycerides (a type of fat in your blood) have a greater risk of having type 2 diabetes. If yours are not in healthy ranges, improving them can help lower your risk of type 2 diabetes --and heart disease.
  • A high blood pressure test lets you know your blood pressure is in a healthy range. People with high blood pressure have a greater chance of developing type 2 diabetes. Following treatment to lower high blood pressure can also lower your chance of developing type 2 diabetes.
  • gestational diabetes test when you're pregnant shows if your blood sugar levels have risen to unhealthy levels. Being treated to bring your levels down helps prevent pregnancy complications. It also helps identify you as having a greatly increased risk of type 2 diabetes in the future.

Free Preventive Services for Type 2 Diabetes

In addition to having your blood checked for type 2 diabetes, you can also use free services to help you improve habits that affect your chances of getting diabetes.
  • Nutrition counseling can help you make healthy food choices to prevent diabetes.
  • Obesity screening and counseling can help you understand if your weight is raising your risk for type 2 diabetes. With obesity counseling, you may be able to lose weight and lower your risk. Even losing as little as 5% of any excess weight can make you less likely to get it.

Who Can Get Free Testing & Prevention Services?

All health insurance companies must cover these services as part of their essential health benefits. The exception is the so-called grandfathered plans, which are health plans that existed before March 2010 and that have not made significant changes to their benefits. Check your health plan's summary of benefits to see if you can get free preventive care services.

Why Is Testing & Prevention So Important?

People with prediabetes and diabetes often don't have any symptoms. Experts estimate that millions of people may have prediabetes or diabetes and not even know it. That's why it's so important to be tested before you have symptoms.
If you have prediabetes and don't take steps to improve your health, you have a 15% to 30% chance of developing diabetes in 5 years. You also have a higher risk for heart disease and stroke.
The good news is that with testing and focus, you have a fairly good chance of preventing type 2 diabetes. What it often takes is losing a few pounds and getting in more activity every day, such as walking more.
If you have diabetes and don't get treatment, it can cause harm to your whole body, leading to:
  • Eye problems, which can cause blindness
  • Hearing loss
  • Skin infections
  • Problems with your feet, which, if left untreated, can lead to amputations
  • Kidney problems
  • Nerve damage
  • Stomach problems
  • Gum disease
  • Depression
  • Heart disease
  • Depression
  • Stroke: If you have diabetes, your risk is two to four times higher than for someone who doesn't have diabetes.
Sumber : MD

BELAJAR TENTANG DISFUNGSI EREKSI (Myths and Facts About Erectile Dysfunction)

Private Library of Simamora, Helmut Todo Tua
Environment, Research and Development Agency
Samosir Regency Government of North Sumatera Province
INDONESIA


Berikut merupakan kutipan ilmiah yang awam bagi Penulis namun bermanfaat sehingga digunakan sebagai referensi pribadi.





A subject like erectile dysfunction is bound to be surrounded with as much legend as fact when it comes to causes and treatments. Check out these six common myths about ED and the facts to dispel the rumors.

Erectile Dysfunction and Age

Myth: ED is just a normal part of growing older and men just have to learn to live with it.
Fact: Although ED is more common among older men, that doesn’t make it “normal” -- or something you just have to live with. It’s not unusual for older men to need more stimulation to help get them aroused than they did when they were younger. But there’s no reason you should have to accept a lack of sexual function as one of the inevitable consequences of getting older. Many men are able to get erections and enjoy sex well into their senior years, and there’s very likely no reason that you can’t be one of them.
Myth: Erectile dysfunction doesn’t hit younger men. It’s only a problem for older guys.
Fact: Although erectile dysfunction is more common in men over 75, men of any age can develop erectile problems.

Erectile Dysfunction and Overall Health

Myth: ED may be upsetting, but there’s nothing dangerous about it.
Fact: Although the ED itself isn’t necessarily dangerous, ED is often one of the earliest warning signs of other underlying health conditions that can be quite serious. One of the most common underlying health conditions is diabetes. Erection problems can also be a symptom of heart problems such as hypertension (high blood pressure) or atherosclerosis, as well as hormone imbalances and neurological disorders such as Parkinson’s disease.
That’s why it is essential to see your doctor if you have erectile dysfunction. Not only can a thorough medical examination help you identify the cause of the problem and find a treatment that can return you to a more active sex life, it may also alert you to a bigger health condition that needs immediate treatment.
So if you are experiencing erectile problems, it is important to see a qualified physician immediately for a complete physical examination and testing. You can find an urologist in your area by contacting the American Urological Association.
Myth: If you have trouble getting an erection, it’s because you’re not attracted to your partner.
Fact: There are many reasons why a man might experience erection problems. Although lack of sexual attraction to one’s partner might be one of them, it’s actually far more likely to be something else. ED can be caused by:
  • Heart problems, such as high blood pressure and atherosclerosis
  • Diabetes -- between 35% and 50% of men with diabetes experience ED
  • A variety of prescription drugs, including medications for blood pressure, anxiety, and depression
  • Neurological disorders, like Parkinson’s disease and multiple sclerosis
  • Hormonal imbalances
  • Mood or emotional problems such as stress, anxiety, and depression
  • Lifestyle habits such as smoking and drinking alcohol
  • Certain types of prostate and bladder surgery

Treating Erectile Dysfunction

Myth: If I have erectile dysfunction, I’ll have to take pills for the rest of my life.
Fact: There are many options for treating erectile dysfunction. The FDA-approved medications specifically for ED treatment are effective for many men. These include medications taken by mouth, injected directly into the penis, or inserted into the urethra. 
Because erectile dysfunction can also be the result of an underlying health condition like atherosclerosis or high blood pressure, treating the condition may help alleviate your erection problems, too. If a prescription medication causes ED as a side effect, ask your doctor if you can be switched to another medication. Don’t stop taking any medication before talking to your doctor. If pills don’t work out for you, keep in mind that prescription medicines aren’t your only option.
You may also be able to make a few lifestyle changes. Quitting smoking, losing weight, or decreasing your alcohol intake can significantly improve your sexual potency and help your erection problems.
Psychotherapy has also been effective for many men who experience anxiety-related erectile dysfunction associated with sexual performance. You can find a trained counselor with experience in this area of treatment by contacting the American Association of Sex Educators, Counselors, and Therapists (AASECT)
Mechanical vacuum devices and surgical treatments may also be helpful for men with erection problems.
Myth: I can treat ED myself without seeing a doctor by using herbal remedies and supplements for erectile dysfunction.
Fact: You run several risks when trying to take supplements for ED. The exact contents of many of the supplements marketed for ED are not known, and it’s possible they could contain dangerous compounds or ingredients that might interact with other medications you may be taking.
In addition, many online sites will not advise you about the potential risks and side effects of taking the remedies they sell. And, of course, taking supplements without talking to your doctor means you aren’t being examined for conditions like diabetes and heart disease that may contribute to ED.
Your best option for successfully and treating ED is to consult with your doctor, who may refer you to a physician who specializes in the care of erectile dysfunction.