Berikut merupakan kutipan ilmiah dari internet yang bermanfaat dikombinasikan dengan
angan-angan bagaimana agar gagasan ini dapat terwujudnya jembatan
penghubung antara Kabupaten Samosir (Pulau Samosir) dan Kabupaten Toba Samosir (Pulau Sumatera) untuk mendukung Pariwisata
Internasional Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara.
Gagasan pembangunan jembatan penghubung antara Kabupaten Samosir (Pulau
Samosir) dan Kabupaten Toba Samosir (Pulau Sumatera) untuk mendukung Pariwisata Internasional di Danau
Toba.
Dampak pembangunan jembatan penghubung ini langsung dan/atau tidak langsung dapat mendukung terwujudnya visi Danau Toba menuju Pariwisata Internasional, dan Geopark Toba Internasional, juga secara sadar atau tidak sadar nantinya adanya perubahan paradigma lama menjadi paradigma baru. Paradigma lama tampak " wajah miskin " nya perhatian pemerintah terhadap Danau Toba dan daerah sekitarnya. Paradigma barunya, dengan adanya jembatan penghubung dan Geopark Toba Internasional, secara tidak langsung masyarakat akan menjadi sadar bahwa Danau Toba dapat menjadi sumber kesejahteraan secara berkesinambungan tanpa tanpa harus merusak lingkungan dan pemerintah kabupaten sekitarnya dapat mempersiapkan antisipatif dan preventif terhadap dampak positif dan dampak negatif yang mungkin akan terjadi.
Dari atas jembatan nanti, wisatawan akan melihat jelas ketakjuban kebesaran ciptaan Tuhan Yang Maha Esa terhadap Danau Toba. Danau Toba merupakan danau vulkanik dan daratan kaldera dari hasil erupsi vulkanik Gunung Toba yang terbentuk dikenal dengan Pulau Samosir. Dari beragam literatur, Gunung Toba mengandung besarnya informasi keilmuan yang belum tergali secara mendalam.
Agar dapat terwujudnya pembangunan Jembatan Penghubung Pulau Sumatera dan Pulau Samosir maka perlu diawali dengan angan-angan, kemudian dituangkan dengan dukungan design engeneering detail, teknologi dan dana.
Dengan kondisi alam yang unik tersebut, dimana angan-angan pembangunan Jembatan Penghubung Pulau Sumatera dan Pulau Samosir ini akan dibangun, dapat mengambil contoh rencana pemerintah untuk membangun jembatan
terpanjang di Indonesia, yang melewati Selat Sunda sebagai referensi. Yang mana Selat Sunda memiliki keunikan vulkanik dan garis gempa hampir mendekati kemiripan dengan vulkanik Toba.
Ada pun referensi
tersebut, sebagai berikut :
Rencana pemerintah
untuk membangun jembatan terpanjang di Indonesia, yang melewati Selat Sunda,
harus melalui banyak pertimbangan.
Indonesia merupakan negara dengan tingkat aktivitas gempa bumi yang
tinggi, sebagai akibat pertemuan tiga lempeng tektonik, yakni Lempeng Hindia (Samudera
India – Australia di sebelah selatan), Lempeng Pasifik di sebelah Timur dan
Lempeng Eurasia di Utara.
Pasalnya, hasil riset
terbaru yang dilakukan peneliti Indonesia dan Australia menyatakan, kawasan
selatan Selat Sunda berpotensi memiliki kekuatan gempa sebesar 9 skala richter.
Menurut Sri Widiyantoro, Profesor Seismologi pertama di Indonesia, untuk
membangun jembatan Selat Sunda perlu kerja sama yang solid antara ahli-ahli geoscience kegempaan dan para ahli-ahli
teknik sipil (rekayasa).
"Penelitian
kegempaan harus dilakukan secara maksimal, dan hasilnya digunakan para ahli
rekayasa untuk mendesain bangunan-bangunan yang akan diciptakan," kata Sri
kepadaVIVAnews, di Kedutaan Besar Australia, 27 Mei 2013.
Menurut ahli gempa
dari ITB, Irwan
Meilano, terkait dengan pembangunan jembatan Selat Sunda, tim peneliti
kegempaan sudah memberikan informasi terkait potensi gempa kepada ahli-ahli
rekayasa untuk merancang jembatan yang tahan gempa.
Informasi potensi
kekuatan gempa sangat penting dalam suatu pembangunan. Semisal, dalam pembuatan
jembatan yang menghubungkan Pulau Honsu dan Pulau Shikoku di Jepang.
"Para ahli rekayasa di Jepang sudah mendapatkan informasi mengenai gempa.
Ketika gempa Kobe terjadi, jembatan itu tidak roboh, karena kekuatannya sudah
disesuaikan dengan potensi gempa yang akan terjadi," jelas Irwan.
Saat ini, tim
peneliti masih fokus pada penelitian sumber-sumber gempa yang ada di setiap
wilayah di Indonesia.
"Namun, kami
tidak bisa memberikan jawaban terhadap berapa kekuatan gempa yang akan terjadi.
Itu masih sangat sulit untuk dilakukan," ujar Irwan.
Pendidikan
mengenai bumi merupakan ilmu yang sangat patut untuk dikembangkan. Hal ini
didorong karena banyaknya berbagai gejala alam yang masih belum dapat
diprediksi secara tepat oleh ilmuan, seperti gempa bumi. Saat ini, ilmu terkait
gempa bumi sangat gencar untuk dikuasai oleh setiap negara, tak terkecuali
Indonesia. Sebagai negara yang secara geologis berada pada pusat tumpukan
lempeng, Indonesia dapat dikatakan mempunyai tatanan tektonik yang komplek dari
arah zona tumbukan antar lempeng. Kondisi ini mendorong perlunya pengembangan
ilmu gempa bumi atau seismologi untuk tepat diterapkan di Indonesia.
Prof.
Sri telah menekuni bidang seismologi semenjak menduduki pendidikan sarjana di
ITB pada tahun 1981 dengan mengambil jurusan Geofisika dan Meteorologi. Melalui
pendidikan ini, Prof. Sri mendapatkan perkenalan secara langsung mengenai
pentingnya riset gempa bumi untuk Indonesia yang merupakan salah satu zona
tektonik paling aktif di dunia dan teknologi eksplorasi seumber daya alam yang
banyak terkandung di buminya. Hal inilah yang mendorong Prof. Sri untuk
melanjutkan pendidikannya hingga meraih gelar profesor.
Setelah
melakukan penelitian di bidang seismologi, Prof. Sri yang saat ini dikenal
sebagai Guru Besar untuk FTTM ITB tersebut telah mengkiprahkan dirinya untuk
dunia. Dalam penelitiannya mengenai pemodelan tomografi seismik mantel bumi
dalam dimensi ketiga, berhasil meraih predikat sebagai ahli seismologi yang
diakui oleh dunia. Hasil pencitraan yang ditunggu tersebut berhasil
diselesaikan oleh Prof. Sri dalam waktu yang singkat. Keberhasilan ini membawa
nama Prof. Sri untuk mempresentasikan karyanya di berbagai institusi
internasional. Profesor Maruyama dari Tokyo Institute of Technology pernah
berpendapat mengenai Prof. Sri bahwa, "Indonesia
should be proud to have a young leading world scientist in tomography."
Riset
mengenai teknik pencitraan tomografi pada awalnya diterapkan di bidang
kedokteran, tentu saja untuk melihat anatomi tubuh manusia. Konsep ini telah
diterapkan mulai dari Computerized Tomographic (CT) Scanning hingga
teknologi terkini, Magnetic Resonance Imaging (MRI). Ternyata, konsep serupa juga dapat diterapkan untuk
memindai isi bumi kita dengan menggunakan data gelombang seismik yang
dibangkitkan saat gempa bumi terjadi. Riset di bidang tersebut membuat Prof.
Sri mendapatkan kesempatan untuk mempublikasikan karyanya di berbagai jurnal
internasional terkemuka, seperti Nature, Science,
dan Journal
of Geophysical Research.
Berdasarkan data Scopus per tanggal 7 Agustus 2014, publikasi Prof. Sri di
bidang tersebut telah tersebar sejumlah 2.385. Riset ini juga turut membawa
nama Prof. Sri untuk meraih berbagai penghargaan internasional maupun nasional.
Selain
untuk dunia, Prof. Sri juga kerap berperan aktif sebagai seismolog yang
menangai masalah nasional. Model tomografi yang diteliti bermanfaat dalam
membantu usaha mitigasi bencana, khususnya peristiwa gempa dan tsunami yang
pernah dialami Indonesia. Terkait hasl tersebut, Prof. Sri bersama dengan
timnya telah menerapkan teknik pencitraan tomografi tersebut dengan
memanfaatkan data gempa Indonesia. Selain itu, dalam bidang ekplorasi energy
terbarukan, penelitian tersebut juga diterapkan untuk mendapatkan pencitraan
struktur di lapangan geotermal Indonesia. Saat ini, melalui Pusat Penelitian
Mitigasi Bencana di ITB telah bekerja sama untuk membuat peta hazard gempa
yang digunakan sebagai SNI.
Gunung Toba mengandung Ilmu Kebumian.
Ilmu
Kebumian (termasuk Geologi di dalamnya) memegang kunci penting bagi berputarnya
roda kehidupan, Matematika, Fisika, Biologi, dan Kimia
sebagai ilmu-ilmu dasar lainnya.
Di negara lain seperti Jepang, ilmu
kebumian dijadikan sebagai ilmu dasar pula, mengingat besarnya peranan yang
dimilikinya. Bagaimana tidak? Makanan, alat-alat yang mereka gunakan hingga
penentuan jenis pakaian yang akan dipakai pada hari itu sangat dikontrol oleh
fenomena kebumian yang terjadi. Terlebih lagi ketika gempa bumi dan tsunami
yang kerap terjadi di Jepang, mendorong masyarakat untuk mempelajari ilmu
kebumian sebagai pendamping hidupnya. Begitu pula dengan Geologi dan Teknik
Geologi, dengan Bumi yang kita pijak sebagai objek kajiannya, tentunya kita
tidak bisa melepaskan diri untuk tidak mempelajarinya.
Geologi
berasal dari kata “geo" atau "geos" yang berarti bumi, serta "logos" yang berarti ilmu. Jadi, segala sesuatu
yang terdapat di permukaan dan dalam tubuh bumi merupakan cakupan yang akan
dipelajari. Tentunya bidang ini sangat luas dan tidak akan kekurangan bahan
untuk diselidiki. Oleh karena itu, diperlukan banyak tenaga untuk terjun
mengembangkan ilmu ini bagi kemajuan kehidupan dan peradaban manusia.
Pada
dasarnya kedua ilmu ini adalah sama. Di USA, UK, Jepang, dan negara-negara
lain, memasukkan ilmu Geologi ke dalam Ilmu Kebumian (Earth Science). Di Indonesia dan segelintir negara
mengategorikannya ke dalam bidang teknik. Mengapa demikian? Well, untuk alasan yang tepat belum
mendapatkannya. Namun mengikuti rumor yang beredar, setidaknya terdapat dua
alasan: Pertama, pemanfaatan teknologi semakin digalakkan di Indonesia.
Dengan
penggunaan berbagai peralatan yang super canggih dan teliti, diharapkan Geologi
mampu berkembang dengan sangat cepat di negeri ini, dan ilmu ini memiliki andil
yang cukup besar dalam bidang rekayasa, baik dari rekayasa tanah dan batuan
hingga rekayasa kegempaan yang tidak bisa dibilang main-main.
Vulkanik Toba Mengandung Kaya akan KEANEKARAGAMAN informasi tentang, ANTARA LAIN :
BATUAN DAN
MINERAL
Batuan dan Mineral yang terkandung dalam Vulkanik Toba apabila dikaji lebih dalam dan ilmiah secara langsung/tidak langsung dapat mengungkap tentang Unobtanium, mineral penghasil energi Atau
Kryptonium. Sadar atau tidak sadar tampak bahwa informasi imiah Vulkanik Toba akan menambah khasanah ilmu mineralogi tentang mineral) dan
petrologi (batuan) yang bakal dikupas secara tajam, setajam silet. Tentang
bagaimana pembentukan, sifat fisik dan kimiawi, potensi, dan segala macam
bentuk pemanfaatan yang terdapat dalam batuan dan mineral akan menjadi makanan
dan lain-lain. Contoh yang unik adalah obat diare untuk perbaikan usus, yakni
smektit dioktahedral, ternyata adalah produk dari pengolahan mineral smektit.
Wah, nggak nyangka ya ternyata di satu bidang ini aja udah benar-benar luas
pengaruhnya.
ENERGI, mulai dari dunia minyak dan gas bumi, batubara,
energi geothermal atau panas bumi, Coal Bed Methane (CBM), Shale Gas, dan lain-lain. Kita akan belajar tentang apa sih itu
energi, bagaimana kondisi geologi dapat menghasilkan sumber energi tersebut,
mekanisme pemanfaatannya, hingga distribusinya kepada konsumen. Bidang ini
merupakan bidang yang saaaangat banyak dicari, apalagi setelah berkali-kali
negara kita diserang oleh isu krisis energi. Waduh? Bukankah kalau energi sudah
krisis malah dikhawatirakan tidak dapat peluang kerja? Oh, tentu maksudnya
bukan begitu. Krisis energi yang dihadapi adalah cadangan sumber daya energi
yang terus menipis seiring dengan peningkatan kebutuhan serta permintaan
manusia. Nah, sebagai tugas utama, ahli geologi ditugaskan untuk mencari
daerah-daerah dengan potensi sumber daya alam yang dapat diambil.
TEKTONIK DAN VULKANOLOGI.
Siapa yang pernah mengalami atau melihat fenomena letusan gunung api secara
langsung? Untungnya saya sudah pernah, dan satu hal yang bisa saya katakan:
menakjubkan! Walaupun letusannya dianggap sebagai bencana, setiap kali ada
gunung api yang meletus, para ahli vulkanologi akan sangat “bersuka cita” dan
tentunya disertai dengan rasa simpati. Betapa tidak? Batuk-batuk sang gunung
yang hobi tidur ini mencerminkan fenomena geologi yang berubah di bawah sana.
Setiap kali gunung meletus, maka vulkanolog lah yang akan menjadi lini terdepan
dalam mengungkap mengapa dan apa pengaruh letusan ini di masa depan. Ya bisa
dikatakan ilmu ini adalah ilmu forensiknya gunung berapi. Mulai dari penentuan
zona bahaya sampai pengungsian penduduk tidak akan dapat dilakukan dengan
efektif tanpa keputusan dari ahli vulkanologi. Jadi, pekerjaan ini tentunya
sangat manusiawi sekali, bukan? Nah, pernah dengar nama Mbah Surono (lulusan
Fisika ITB, ahli gunung api, kini Kepala Badan Geologi) setiap gunung api
meletus? Beliau lah yang dulu selalu gencar mengambil keputusan mengenai segala
tindakan dari analisis perangai gunung api hingga pengungsian masyarakat.
Hebat, bukan? :)
Eits, kita bukan
hanya akan bekerja saat gunung meletus saja, loh, selama tidurnya, kita juga
terus memantau dengkuran sang gunung. Bukan hanya itu, segala potensi yang ada
di gunung, mencakup energi panas bumi, kekayaan mineral (emas, tembaga,
sulfur), hingga pemanfaatan vegetasi sesuai dengan jenis tanah juga dapat kita
pelajari. Saya jamin deh, ilmu ini akan sangat menantang dan tidak akan habis
seru-seruannya.
PALEONTOLOGI.
Saat kita masih kecil dulu, apakah pernah
mengagumi sosok dinosaurus di televisi? Nah, kalau kalian ingin bernostalgia
dengannya, bidang ini bisa menjadi angin segar buat kalian. Apa saja
flora-fauna yang dipelajari disini? Mulai dari hewan vertebrata dan
invertebrata purba, segala jenis tumbuhan yang terfosilkan, hingga
foraminifera, nannoplankton, radiolaria, ostracoda, spora dan pollen, hingga
manusia purba juga dipelajari disini. Nah, karena makhluk-makhluk yang
belakangan disebut ini ukurannya sangat kecil, kita harus menggunakan
mikroskop khusus untuk mempelajarinya.
Segala
macam pengeboran migas, geothermal, dan penambangan tidak dapat dilakukan
dengan teliti sebelum dilakukan analisis fosil. Dari sini, kita akan menentukan
apakah migas yang ada jauh di bawah sana sudah cukup “matang” untuk dihisap
atau belum. Jadi, walaupun terdengar cukup membosankan dan menakutkan (karena
banyak teman-teman saya di Geologi yang kurang menyenangi biologi).
GEOKIMIA. Untuk yang
menyenangi ion-ion, molekul, dan reaksi-reaksi yang kadaboom! geokimia mungkin
bisa menjadi pacarmu selanjutnya. Di sini, segala macam prinsip dan teori kimia
akan diaplikasikan untuk bidang-bidang yang lain, sebut saja geokimia
petroleum, geokimia panas bumi, geokimia tanah dan batuan, hingga geokimia air.
Contohnya, kalian bisa belajar bagaimana cara mendapatkan emas dan tembaga
dalam jumlah yang cukup besar hanya dengan melihat reaksi kimia dalam suatu
regional geologi, bagaimana cara memodifikasi tanah dan batuan agar emas dan logam
dalam batuan tidak tercuci atau musnah, dll.
HIDROGEOLOGI. Siapa sih yang
nggak butuh air? Pemanfaatan air terbesar oleh manusia adalah air hujan dan air
tanah. Mulai dari makan, cuci, kakus, dan keperluan lainnya tidak terlepas dari
siklus air. Dalam hidrogeologi, kita belajar tentang bagaimana interaksi antara
berbagai jenis batuan dan tanah dengan air, mempelajari sifat aliran air,
interaksi serta potensi air tanah dan sungai, cadangan air bersih, hingga
fenomena pencemaran segala jenis air oleh limbah dapat kita kontrol dari ilmu
ini. Siapa yang tidak kenal Aqua, minuman dalam kemasan yang sudah melegenda
itu? Kalau kita perhatikan botol kemasannya, maka akan tertulis “…dari
mata air terlindungi dari Gunung….” Nah, tugas ahli hidrogeologi adalah mencari
lokasi air tanah yang bersih dan layak dieksploitasi dari segi kuantitas dan
kualitas. Selain itu, ilmu ini juga memberikan sumbangan yang sangat besar bagi
bidang energi, seperti studi relasi air tanah dan migas, siklus air di daerah
panas bumi, dan lain-lain. Kabarnya, di USA, pemasukan ahli geologi tertinggi
kedua dipegang oleh ahli hidrogeologi loh, setelah disusul oleh bidang energi
:)
GEOLOGI TEKNIK. Pembangunan
infrastruktur demi kesejehteraan masyarakat terus dilakukan di Indonesia. Nah,
bidang ini bisa menjadi alternatif adik-adik yang ingin berkontribusi di dunia
pembangunan, namun tidak melalui jalur teknik sipil. Di sini, kita akan
mempelajari sifat tanah dan batuan ketika diberikan beban di atasnya (bangunan)
dan juga metode-metode yang dapat dikembangkan untuk merekayasanya. Pembangunan
infrastruktur tidak dapat berjalan dengan aman apabila belum dilakukan studi
geologi teknik sebelumnya. Lihat saja amblesan di jalan tol Cipularang,
runtuhnya jembatan Kutai, penurunan muka tanah di Jakarta, dll. Pembangunan di
Indonesia yang semakin gila-gilaan tentu akan membuat gigi para ahli geologi
teknik bersinar cerah. Beberapa proyek raksasa yang akan melibatkan tenaganya
di masa yang akan datang akan sangat banyak, sebut saja Multi Purpose
Deep Tunnel (MPDT) sebagai pemecahan masalah banjir dan kemacetan di
ibukota, jembatan penghubung Selat Sunda, jembatan penghubung Riau-Johor,
hingga gedung-gedung pencakar langit yang semakin menjamur. Akan sangat
menyenangkan apabila para ahli di bidang ini punya pasangan ahli sipil, ya
supaya bisa kerja bareng gitu loh :)
SISTEM INFORMASI GEOLOGI.
Sudah terbayang kan, kalau kerja geologi tidak hanya ketuk batu dan analisis
lab? Kita juga bakal menekuni komputer kok, bahkan dalam berbagai kasus tidak
akan dapat hasil yang maksimal sebelum diproses oleh permodelan komputer. SIG
akan membahas bagaimana peran jaringan komputer, pengembangan software, dan
pembuatan model yang membantu seluruh cabang ilmu geologi lainnya. Contohnya
saja, dengan berbagai data yang diinput ke dalam komputer, kita dapat
menggabungkan layer persebaran batuan geologi dan pemanfaatan lahan untuk
pemukiman penduduk agar ideal dan tidak membahayakan lingkungan. Selain itu,
dari SIG kita juga dapat membuat model perkembangan migas agar dapat menjadi
pertimbangan bagi keputusan para ahli di bidangnya.
GEOPLANOLOGI. Pada dasarnya
ini bukanlah bidang yang paling mendasar karena telah terjadi perkembangan ilmu
yang lintas jurusan. Pernahkan kalian membayangkan mengapa kawasan industri
difokuskan ke daerah Karawang, mengapa pembangunan vila di kawasan Dago Bandung
ditentang, mengapa tidak boleh dibangun pabrik di dekat laut dan sumber air
bersih? Nah, dengan mempelajari geologi serta dipadukan dengan ilmu tata kota,
diharapkan dapat terbentuk kota yang teratur dan tidak membahayakan lingkungan
sekitar yang dikontrol oleh persebaran unsur geologi. Mungkin ilmu ini juga
bisa berguna untuk mengatur pecahan hati yang terpencar, ahai!
GEOFORENSIK. Pernah
nonton Crime Scene Investigation (CSI)? Beberapa ahli yang
menganalisis penyebab kematian juga berasal dari ahli geologi lo. Contohnya
saja, untuk menentukan apakah korban dibunuh di tempatnya atau dibuang ke
tempat lain, bisa dilakukan dengan menganalisis mineral, batuan, dan tanah.
Selain itu, untuk membuktikan pengakuan tersangka yang membantah berada pada
lokasi saat pembunuhan terjadi, bisa loh dilakukan dengan analisis pollen yang
menempel di tubuhnya. Menarik kan? Iya dong!
GEOLOGI MEDIS. Meskipun
baru beberapa tahun terkenal di Indonesia, ternyata geologi juga dapat berperan
dalam dunia kesehatan. Misalkan saja, mineral yang memiliki sifat khusus bisa
digunakan sebagai obat, kita bisa menganalisis seberapa besar laju penyakit
paru-paru pada pekerja tambang batugamping, menganalisis efek dari pencemaran
udara, air, dan tanah, dan masih banyak lagi yang bisa dilakukan :)
GEOWISATA. Dengan
diluncurkannya film 5 cm yang meledak di pasaran, maka semakin banyak pula
kawula muda hingga usia lansia yang kini gemar mendaki gunung. Biasanya, alasan
yang paling klasik adalah “Asik dong, bisa melihat sunrise atau sunset dari
atas gunung.” Wah sayang sekali kalau jalan-jalan kita hanya sebatas itu saja,
padahal gunung dan kekayaan geologi lainnya menyimpan pusaka yang tiada
ternilai harganya. Dengan mempelajari geowisata, kita bisa menemukan spot-spot
unik dan breathtaking dengan melakukan analisis bentang alam (geomorfologi),
hingga bisa menjelaskan bagaimana kaitan antara legenda, dongeng, dan
kepercayaan masyarakat sekitar dengan penjelasan geologi yang lebih ilmiah.
Ilmu ini merupakan bidang yang sangat prospektif di Indonesia, terutama bagi
adik-adik yang gemar travelling maupun berwirausaha. Bisa loh kita bikin
“geotouring” dengan jalan-jalan ke suatu daerah sambil menjelaskan fenomena
geologinya kepada para peserta. Saya jamin, selain pulang dengan wajah
sumringah setelah melihat sunrise, pasti akan berkesan sekali bila bisa
sekalian membawa pulang ilmu yang berguna.
Referensi Keahlian/Keilmuan Geologi
Akar keilmuan/platform Keahlian
Kelompok
Keilmuan Geologi adalah kelompok keilmuan yang mendasarkan kepada
prinsip-prinsip dasar ilmu geologi yang fundamental yaitu ; petrologi,
stratigrafi dan geologi struktur. Di dalam pengembangannya Keilmuan Geologi
akan terkait dengan bidang-bidang yang lebih spesifik yaitu mineralogi,
geokimia, volkanologi, sedimentologi, paleontologi-mikropaleontologi,
geofisika, seismologi, tektonik dan geomekanika.
Kelompok
Keilmuan ini disamping menekankan penelitian dan pengembangan ilmu di bidang
utama yang fundamental tersebut, juga berperan aktif mendukung pengembangan
teori dan konsep yang terkait dengan pemanfaatan sumberdaya geologi seperti
mineral (strategis dan industri) dan energi (minyak dan gas bumi, batubara) dan
memberikan kontribusi dalam masalah yang terkait dengan keunikan geologi
Indonesia seperti kegunung-apian dan kegempaan.
Kegiatan KBK
Paleontologi dan Geologi Kuarter terutama yang berhubungan dengan
makropaleontologi / makrofosil invertebrata dan juga hewan bertulang belakang
(vertebrata) serta fosil manusia. Karena pada umumnya hewan-hewan bertulang
belakang banyak dijumpai pada endapan yang berumur Kuarter (Plestosen), maka
dalam hal ini diperlukan juga suatu ilmu pendukung yang penting dalam
penafsiran iklim purba dan lingkungan tempat hidup dari fosil vertebrata dan
manusia purba tersebut. Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari sisa-sisa
kehidupan purba dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya. Untuk pengembangan
ilmu peleontologi vertebrata dan manusia perlu didukung dengan pengembangan
Geologi Kuarter, termasuk Paleoantropologi dan Geoarkeologi.
Dalam
makropaleontologi sendiri tidak hanya mengembangkan paleontologi vertebrata
tetapi juga mengembangkan makrofosil lainnya seperti moluska, koral, dll.
Pengembangan makropaleontologi seperti moluska dan koral adalah bertujuan untuk
dapat membantu dalam pengembangan Geologi dalam bidang stratigrafi dan
sedimentologi untuk penentuan umur dan juga paleoenvironment serta
paleogeografi.
No.
|
Keahlian Spesifik
|
1.
|
Petrologi
|
2.
|
Geokimia Petroleum
|
3.
|
Geologi Kuarter, Paleontologi
|
4.
|
Geologi Struktur & Tektonika
|
5.
|
Nannofosil
|
6.
|
Sedimentologi, Tektonik
|
7.
|
Sedimentologi-Stratigrafi
|
8.
|
Geodinamik
|
9.
|
Geokimia
|
10.
|
Paleontologi/Geologi Kuarter
|
11.
|
Geologi Struktur
|
12.
|
Tektonik
|
13.
|
Stratigrafi, Geologi Migas
(Petroleum System)
|
14.
|
Petrologi dan Altrasi Batuan
|
15.
|
Paleontologi Biostratigrafi
|
16.
|
Stratigrafi, Biostratigrafi
Foraminifera
|
17.
|
Geokomputasi
|
18.
|
Petrologi Panas Bumi
|
19.
|
Remote Sensing Volcano-Geologist
|
Akar
keilmuan/platform Keahlian
Kelompok Keilmuan Geologi Terapan adalah kelompok keilmuan
yang mendasarkan kepada prinsip-prinsip dasar geologi, geofisika, geokimia,
geomaterial, geofluida, geomekanika, dan lingkungan fisik (abiotik) untuk
terapannya ke dalam bidang Geologi Ekonomi, Geologi Geothermal, Hidrogeologi,
Geologi Teknik, Geologi Lingkungan, dan Bencana Alam Geologi.
Pada
prinsipnya Kelompok Keilmuan ini mendasarkan aplikasi geologi di dalam
aktivitas kehidupan manusia, seperti halnya pendefinisian geologi terapan oleh
American Geological Institute dalam Glossary of Geology yaitu the application
of various fields of geology to the human activity. Catatan : Sebagai
perbandingan, dalam katalog keahlian di Curtin University, geologi terapan
didefinisikan secara lebih rinci yaitu the application of earth science for the
benefit of human civilization and includes surveying metallic ore deposits,
fossils fuels, geothermal, and groundwater resources, and applying geological
knowledge in a range of engineering and environmental contexts.
Fokus
studi teknik Geologi
1.
studi teknik geologi adalah "the present is the
key to the past", yang memerlukan basis ilmu alam yang kuat, ilmu
pengetahuan (science), ilmu dasar rekayasa (basic engineering), ilmu rekayasa
(engineering) dan ilmu pendukung lainnya (humanities/general studies).
2.
Geologi merupakan ilmu yang mempelajari bumi. Disamping
ilmu dasar kimia, fisika dan matematika, dalam geologi dipelajari unsur yang
paling dasar yaitu batuan, yang meliputi berbagai jenis dan sifat-sifat fisik
dan kimianya, proses kejadiannya, keberadaan serta susunannya dalam bagian
terluar yaitu kulit bumi. Disamping itu geologi mempelajari proses-proses yang
terjadi di bumi, baik dari dalam bumi seperti kejadian gunungapi, gempa bumi,
dan dinamika pergerakan di bumi, maupun proses di permukaan seperti erosi,
pengendapan dan perubahan lain terhadap batuan. Didalam pemanfaatan sumberdaya
alam, geologi juga mempelajari secara lebih khusus tentang batuan dan mineral
yang penting misalnya seperti emas, perak, tembaga, dan bahan lainnya untuk
mineral industri, serta sumber enerji seperti keberadaan minyak dan gas bumi,
panas bumi, batubara dan sumberdaya air. Dalam bidang keteknikan ahli geologi
diperlukan dalam kaitannya dengan bangunan gedung tinggi, bendungan, jembatan,
dan pengelolaan air tanah.
Apakah
Gempabumi itu ?
Gempabumi adalah
peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara
tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.
Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan
lempeng-lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah
berupa gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan
bumi.
Parameter Gempabumi
- Waktu terjadinya gempabumi (Origin
Time - OT)
- Lokasi pusat gempabumi (Episenter)
- Kedalaman pusat gempabumi (Depth)
- Kekuatan Gempabumi (Magnitudo)
Karakteristik
Gempabumi
- Berlangsung dalam waktu yang sangat
singkat
- Lokasi kejadian tertentu
- Akibatnya dapat menimbulkan bencana
- Berpotensi terulang lagi
- Belum dapat diprediksi
- Tidak dapat dicegah, tetapi akibat
yang ditimbulkan dapat dikurangi
Mengapa
Gempabumi Terjadi ?
Lempeng Tektonik
Menurut teori
lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik
besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas
astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini
bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan
lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi
tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan pembentukan
dataran tinggi. Teori lempeng tektonik merupakan kombinasi dari teori
sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan Benua (Continental Drift) dan Pemekaran
Dasar Samudra (Sea Floor Spreading).
Lapisan
paling atas bumi, yaitu litosfir, merupakan batuan yang relatif dingin dan
bagian paling atas berada pada kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini
terdapat batuan yang jauh lebih panas yang disebut mantel. Lapisan ini
sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam keadaan tidak kaku, sehingga
dapat bergerak sesuai dengan proses pendistribusian panas yang kita kenal
sebagai aliran konveksi. Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari litosfir
padat dan terapung di atas mantel ikut bergerak satu sama lainnya. Ada tiga
kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik relatif terhadap lempeng lainnya,
yaitu apabila kedua lempeng saling menjauhi (spreading), saling
mendekati(collision) dan saling geser (transform). Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat
bergerak saling menjauhi, saling mendekati atau saling bergeser. Umumnya,
gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun
terukur sebesar 0-15cm pertahun. Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet dan
saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus
sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat
menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal
sebagai gempa bumi.
Jalur Gempabumi Dunia
Indonesia
merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng
tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Lempeng
Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng
Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur
pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar
dengan kedalaman dangkal maka akan berpotensi menimbulkan tsunami sehingga
Indonesia juga rawan tsunami.
Belajar dari
pengalaman kejadian gempabumi dan tsunami di Aceh, Pangandaran dan daerah
lainnya yang telah mengakibatkan korban ratusan ribu jiwa serta kerugian harta
benda yang tidak sedikit, maka sangat diperlukan upaya-upaya mitigasi baik
ditingkat pemerintah maupun masyarakat untuk mengurangi resiko akibat bencana
gempabumi dan tsunami.
Mengingat
terdapat selang waktu antara terjadinya gempabumi dengan tsunami maka selang
waktu tersebut dapat digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada
masyarakat sebagai salah satu upaya mitigasi bencana tsunami dengan membangun
Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesia Tsunami Early Warning
System / Ina-TEWS).
Akibat
Gempabumi
- Getaran atau guncangan tanah
(ground shaking)
- Likuifaksi ( liquifaction)
- Longsoran Tanah
- Tsunami
- Bahaya Sekunder (arus pendek,gas
bocor yang menyebabkan kebakaran, dll)
Faktor-faktor
yang Mengakibatkan Kerusakan Akibat Gempabumi
- Kekuatan gempabumi
- Kedalaman gempabumi
- Jarak hiposentrum gempabumi
- Lama getaran gempabumi
- Kondisi tanah setempat
- Kondisi bangunan
Dengan adanya gagasan ini, maka beragam akses transportasi secara berkesinambungan, peningkatan kesejateraan masyarakat, terbangunnya infrastruktur yang memadai, serta termasuk Geopark Toba Internasional bukan lagi menjadi mimpi dan angan-angan.