Private Library of
Simamora, Helmut Todo Tua
Environment, Research
and Development Agency
Samosir Regency
Government of North Sumatera Province
INDONESIA
Berikut merupakan
kutipan ilmiah yang digunakan Penulis sebagai referensi pribadi di dalam
mendukung kegiatan kerja sesuai tupoksi di kantor.
BELAJAR TENTANG PERTIMBANGAN ILMIAH ANTARA KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN BILA
MENEBANG DAN/ATAU TIDAK MENEBANG SATU BATANG TEGAKAN VEGETASI / POHON / TANAMAN
HUTAN KHUSUSNYA DI DATARAN TINGGI DAN/ATAU LOKASI DENGAN SPESIFIK TERTENTU
Anda mungkin pernah
mendengar bahwa pohon menghasilkan oksigen, tetapi apakah Anda pernah
bertanya-tanya berapa banyak oksigen pohon yang membuat?
Atmosfer Bumi memiliki
komposisi berbeda dari planet lain sebagian karena reaksi biokimia dari
organisme bumi. Pohon dan plankton memainkan peran besar dalam hal ini. Jumlah
oksigen yang dihasilkan oleh pohon tergantung pada jenis pohon, umur,
kesehatan, dan juga pada lingkungan pohon. Berbagai presentasi angka dan
metodologi perhitungan. Berikut adalah beberapa tokoh dikutip lain
mengenai jumlah oksigen yang dihasilkan oleh pohon:
“Pohon rindang matang
menghasilkan oksigen untuk sebanyak 10 orang menarik napas dalam
setahun dalam satu musim.” ”Sebuah pohon dewasa tunggal dapat
menyerap karbon dioksida pada tingkat 48 pon /tahun dan melepaskan oksigen yang
cukup kembali ke atmosfer untuk mendukung 2 manusia.”
- Arbor Day
Foundation
- McAliney, Mike.
Argumen untuk Konservasi Tanah: Dokumentasi dan Sumber Informasi untuk
Perlindungan Sumberdaya Lahan, Trust for Public Land, Sacramento,
CA, Desember 1993
“Salah satu hektar
pohon setiap tahunnya mengkonsumsi jumlah karbon dioksida ekuivalen dengan yang
dihasilkan dengan mengendarai sebuah mobil rata-rata untuk 26.000 mil. Bahwa
hektar sama pohon juga menghasilkan oksigen cukup untuk 18 orang untuk bernapas
selama setahun.”
- New York Times
- New York Times
“Pohon-100 ft, 18″
diameter pada dasarnya, menghasilkan 6.000 pon oksigen. “
- Northwest Territories Pengelolaan Hutan
- Northwest Territories Pengelolaan Hutan
“Rata-rata, satu pohon
menghasilkan hampir 260 pon oksigen setiap tahunnya. Dua pohon dewasa dapat
menyediakan oksigen yang cukup untuk keluarga empat.”
- Environment Canada, lembaga lingkungan nasional Kanada
- Environment Canada, lembaga lingkungan nasional Kanada
“Rata-rata produksi
oksigen bersih tahunan (setelah memperhitungkan dekomposisi) per hektar pohon
(kanopi pohon 100%) offset konsumsi oksigen dari 19 orang per tahun (delapan
orang per hektar tutupan pohon), namun berkisar dari sembilan orang per hektar
tutupan kanopi (empat orang / penutup ac) di Minneapolis, Minnesota, untuk 28
orang / ha penutup (12 orang / penutup ac) di Calgary, Alberta. “ - Dinas
Kehutanan AS dan International Society publikasi Arborikultur sendi.
Produktivitas oksigen yang dihasilkan
pohon
Menurut hasil
penelitian pada tahun 1989 menunjukkan bahwa pohon damar (Agathis alba),
mahoni (Swietenia macrophylla), jamuju (Podocarpus imbricatus)
dan pala (Mirystica fragrans), asam landi (Pithecelobium dulce),
johar (Cassia siamea) mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menurunkan
kandungan timbal dari udara. Untuk beberapa tanaman glodogan (Polyalthea
longifolia), keben (Baringtonia asiatica) dan tanjung (Mimusops
elengi), walaupun kemampuan serapannya terhadap timbal rendah namun tanaman
tersebut tidak peka terhadap pencemaran udara. Namun tanaman daun kupu-kupu (Bauhinia
purpurea) dan kesumba (Bixa orellana) mempunyai kemampuan yang
sangat rendah dan sangat tidak tahan terhadap pencemaran yang dikeluarkan oleh
kendaraan bermotor.
Selanjutnya hasil
penlitian Irawati (1991) memperlihatkan bahwa pohon mahoni, bisbul, tanjung,
kenari, meranti merah, kere payung dan payung hitam memiliki ketahanan yang
tinggi terhadap pencemaran debu semen serta kemampuan yang tinggi dalam
menjerap (adsorpsi) dan menyerap (absorpsi) debu semen. Namun pohon-pohon
duwet, medang lilin dan sempur kurang baik digunakan sebagai tanman untuk
penghijauan di kawasan industri pabrik semen. Ketiga jenis tanaman ini selain
agak peka terhadap debu semen, juga memiliki kemampuan yang rendah dalam
menjerap dan menyerap partikel semen.
Bidwell dan Fraser
mengemukakan, kacang merah (Phaseolus vulgaris) dapat menyerap gas ini
karbon monoksida sebesar 12 – 120 kg/km2/hari. Mikroorganisme serta
tanah pada lantai hutan memiliki peranan yang baik dalam menyerap gas
karbonmonoksida (Bennet dan Hill, 1973). Inman dkk mengemukakan, tanah dengan
mikroorganismrnya dapat menyerap gas karbonmonoksida dari udara yang semula
konsentrasinya sebesar 120 ppm (13,8 x 104 mg/m3) menjadi
hampir mendekati nol hanya dalam waktu 3 jam saja.
Widyastama (1991)
mengemukakan, tanaman yang baik sebagai penyerap gas CO2 dan penghasil oksigen
adalah: damar (Agathis alba), daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea),
lamtoro gung (Leucaena leucocephala), akasia (Acacia auriculiformis)
dan beringin (Ficus benyamina).
Sedangkan Tumbuhan / tanaman dalam kehidupannya sehari-hari melakukan apa yang disebut fotosintesis. Dalam proses fotosintesius ini selain diperoduksi zat organik juga dihasilkan gas oksigen. Banyak manfaat dari tanaman ini, yakni :
a.Tanaman menghasilkan zat organic yang berfungsi segai bahan makanan (misalnya beraneka ragam buah-buahan).,
b.Tanaman menghasilkan
kayu untuk bahan bangunan, industri mebel, kertas, kayu lapis, lantai,
dan lain-lain.
c.Tanaman berguna
untuk peneduh dan penyegar lingkungan di jalan-jalan, perkantoran, pemukiman,
di kota dan di desa.
d.Tanaman memberikan
kenyamanan dan keindahan lingkungan (lihat jenis-jenis pohon penghijaun di
kota-kota dan tanaman hias).
Dalam satu hari
sebatang pohon menyerap CO2 antara 20 dan 36 gram per hari. Bila di pekarangan
rumah anda terdapat 10 buah pohon, maka dalam sebulan pekarangan anda
memberikan kontribusi menyerap CO2 sebanyak 5,6 – 10,08 kg atau menyimpan 750
kg karbon selama tanaman itu tumbuh di sana. Kalau di sekitar rumah anda ada 99
KK yang memiliki jumlah pohon sama dengan di rumah anda, maka jumlah CO2 yang
diserap menjadi 0,5 – 1,008 ton atau karbon yang disimpan sebanyak
75 ton.
Hasil estimasi ilmiah
menunjukkan bahwa dalam sejam satu lembar daun memperoduksi oksigen
sebanyak 5 ml. Dengan mengambil contoh pekarangan rumah anda dan sekitarnya
yang ditanami pepohonan tadi dan bila rata-rata jumlah daun per pohon 200
lembar, maka pohon-pohon di tempat tinggal anda dan sekitarnya akan
menyumbang oksegen sebanyak 10 x 100 x 200 x 5 ml = 1.000 liter per jam. Angka
ini setara dengan jumlah kebutuhan oksigen untuk pernapasan
sebanyak 18 orang (kebutuhan oksigen untuk satu orang bernapas adalah 53 liter
per jam).
1. Kenapa sih pohon
disebut pabrik oksigen?
Sebab, pohon memiliki
klorofil. Hmm... tau kan apa itu klorofil? Itu tuh, zat hijau daun! Hampir
semua tumbuhan memiliki ini. Di siang hari, klorofil yang berada di dalam daun
menyerap sinar matahari. Sinar matahari ini kemudian dimasak atau diolah
menjadi makanan. Proses itu disebut fotosintesis. Nah, pada saat fotosintesis
itulah, pohon menghasilkan oksigen.
2. Oksigen yang
dihasilkan pohon itu kemudian akan dihirup oleh hewan dan manusia. Coba kita
tarik nafas dalam-dalam. Sruuut... sruuut! Lalu pandanglah pohon-pohon yang
berada disekitar kita. Pohon-pohon itulah yang berjasa memberikan oksigen
gratis untuk kita.
1 pohon menghasilkan
1,2 kg oksigen per hari.
1 orang membutuhkan
0,5 kg oksigen per hari.
Itu berarti, 1 pohon
berguna untuk bernafas 2 orang setiap hari.
Hmm, jadi menebang 1
pohon sama saja dengan menghilangkan sumber oksigen untuk 2 orang.
Bayangkan kalau semua
pohon ditebang, bagaimana dengan nasip makhluk hidup seperti kita?
3. Pohon bisa
menyaring debu dan menyerap racun diudara. Racun itu misalnya karbondioksida
(CO2) yang dihasilkan oleh asap kendaraan bermotor.
Bayangkan ini !
1 area hutan (hampir
seluas lapang sepak bola) bisa menyerap karbondioksida dari mobil yang berjalan
sejauh 41.843 km (hampir 4 kali jarak antara Sabang - Merauke). Ck ck ck...
boleh dibilang, hutan itu seperti penyedot debu raksasa. Penyedot debu yang
akan menyerap racun dan polusi udara di muka bumi.
4. Tak hanya pohon
besar saja yang bisa menghasilkan banyak oksigen. Pohon kecil pun ada yang
menghasilkan oksigen dalam jumlah besar. Misalnya, rumput laut,
ganggang-ganggangan, rumput, dan bambu.
5. Manfaat
pohon lainnya?
Wuah, masih
buaaanyak... lagi! Pohon bisa menyerap air hujan sehingga pada musim kemarau
kita tidak kekeringan. Pohon bisa mengikat tanah sehingga mencegah terjadinya
erosi atau tanah longsor. Pohon menjaga kesuburan tanah. Pohon merupakan tempat
hidup beraneka satwa. Duuuuh... pokoknya pohon itu saaangat... berjasa! Karena
itu, sudah saatnya deh, kita balas kebaikan pohon. Caranya, sayangi pohon
dengan melindungi kelestariannya !
Berapa jumlah
oksigen yang dihasilkan sehelai daun per hari?
Setiap tahun pohon dengan tinggi 9,75 m menghasilkan 118,040
kg oksigen, tergantung luas dan warna daun tersebut ,jg tempat tumbuhnya serta pohon
dengan tinggi 9,75 m menghasilkan 32,789 kg.
Banyak sebab udara tercemar yang menyebabkan kualitas udara menjadi buruk.
diantaranya akibat pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara).
Pembakaran BBF mengemisikan gas CO2 (karbondioksida) ke atmosfer dan
terus-menerus terakumulasi dan meningkatkan konsentrasi CO2 atmosfer / udara.
Sebab itu, Gas CO2 kini bukan lagi sebagai komponen alamiah atmosfer bumi,
tetapi berstatus sebagai zat pencemar. Selama 150 tahun terakhir, konsentrasi
CO2 telah meningkat dari 280 ppm menjadi hampir 380 ppm.
Gas CO2 yang pekat di
atmosfer menghalangi pantulan sinar mata hari dari bumi kembali keatas
permukaan bumi, dan ini menyebabkan meningkaatnya suhu udara. Fenomena ini
dikenal segai green house effect atau efek rumah kaca. Efek rumah kaca telah
betul-betul didukung oleh data meningkatkan suhu udara, bukan hanya pada
lingkup lokal tetapi sudah mencapai skala global sehingga dikenal sebagai
pemanasan bumi atau pemanasan global (global warming). Menurut U.S.
National Research Council, dalam seabad terakhir rata-rata kenaikan suhu di
permukaan bumi mencapai 0,3 oC -0,6 oC. Dalam akhir abad ke-21 rata-rata suhu
bumi meningkat 1,4 oC -5,8 oC dan dalam 400 tahun terahir menunjukkan kondisi
suhu paling panas
Peristiwa efek rumah kaca tidak hanya
berakhir di meningkatnya suhu bumi, melainkan berantai pada dampak yang
lain yakni meningkatnya permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub dan di
gunung-gunung pencakar langit yang kemudian menyebabkan naiknya permukaan air
laut setinggi 0.09 – 0.88 meter. Efek rumah kaca pun menyebabkan perubahan
iklim (climate change). Peningkatan permukaan air laut menjadi
ancaman masalah banjir besar bagi negara kita. Indonesia memiliki garis pantai
yang sangat panjang, negara kepulauan (memiliki lebih dari 17.000 pulau) yang
memanjang sepanjang 5.000 km di ekuator. Bisa dibayangkan bagaimana
menderitanya penduduk di daerah pesisir menghadapi banjir permanent
karena air laut naik ke daratan pesisir. Perubahan iklim global juga akan
berdampak buruk terhadap hidupan liar (wild life) dan produksi
pertanian. Kepunahan jenis flora dan fauna menjadi ancaman yang sulit
terelakkan dan stabilitas keamanan penyediaan pangan dunia akan mengalami
guncangan dahsyat.
Perubahan iklim global akan berdampak
pada kepunahan jenis hidupan liar flora dan fauna, karena tidak mampu
beradaptasi terhadap suhu yang panas dan perubahan iklim. Sebagai negara yang
mendapat julukan the megabiodiversity country (Indonesia
memiliki luas 1,3% dari luas dunia, tetapi memiliki lebih dari 10% tumbuhan
berbunga, 12% mamalia dunia, 16% reptil dan amfibi, 17% jenis burung, dan 35%
jenis ikan di dunia) maka ancaman kepunahan jenis hayati di Indonesia bukan
hanya mencemaskan bangsa Indonesia saja, melainkan bangsa-bangsa di dunia.
Keanekaan jenis hayati Indonesia tak ubahnya seperti bank-bank gen
raksasa yang menjanjikan keuntungan sangat besar di masa datang untuk diteliti,
dikembangkan dan dimanfaatkan menjadi bahan pangan baru, sumber energi, bahan
baku industri, dan bahan obat baru., Adalah suatu kerugian yang sangat besar,
yang sulit dihitung nilai valuasinya, bila terjadi kepunahan jenis sementara
IPTEK belum dapat mengenali dan memanfaatkan jenis itu.
Hubungan dan Manfaatan antara CO2 Tumbuhan / Tanaman / Pohon
Memang, CO2 bukan satu-satunya gas pencemar penyebab efek rumah kaca,
tetapi gas ini menduduki peringkat pertama penyumbang masalah meningkatnya suhu
bumi. Lautan sebenarnya diketahui punya peran dalam menyerap CO2. Namun
nampaknya laut pun tak kuasa lagi mengimbangi laju akumulasi CO2 pencemar di
atmosfer yang secepat kilat. Harapan kita sekarang bertumpu pada agent lain
yang sangat intensif menyerap CO2 yakni tumbuhan atau tanaman, baik yang hidup
di dalam kawasan hutan, di lahan pertanian maupun di tempat-tempat
pemukiman, di kota maupun di desa.
Tumbuhan / tanaman dalam kehidupannya sehari-hari melakukan apa yang
disebut fotosintesis. Dalam proses fotosintesius ini selain diperoduksi zat
organik juga dihasilkan gas oksigen. Banyak manfaat dari tanaman ini, yakni :
1.
Tanaman menghasilkan zat organic yang
berfungsi segai bahan makanan (misalnya beraneka ragam buah-buahan).
2.
Tanaman menghasilkan kayu untuk bahan
bangunan, industri mebel, kertas, kayu lapis, lantai, dan lain-lain.
3.
Tanaman berguna untuk peneduh dan
penyegar lingkungan di jalan-jalan, perkantoran, pemukiman, di kota dan di
desa.
4.
Tanaman memberikan kenyamanan dan
keindahan lingkungan (lihat jenis-jenis pohon penghijaun di kota-kota dan
tanaman hias).
5.
Tanaman memberikan keindahan alam
sehingga menambah eksotisme suatu tempat tujuan wisata. Cita rasa keindahan
alam dan kesejukkan kawasan wisata adalah karena kehadiran tumbuh-tumbuhan
juga. Keindahan alam dan kesejukkan kawasan wisata Puncak di Jawa Barat
misalnya, banyak ditimbulkan oleh tumbuhan/ tanaman. Tidak akan punya nilai
wisata apa-apa Kawasan Puncak bila di sana tidak ada tumbuh-tumbuhan di
hutan Telaga Warna atau perkebunan tanaman teh. Para pengunjung Kebun Raya
Cibodas atau Kebun Raya Bogor tertarik datang nampaknya bukan karena alasan
nilai ilmiah dari suatu kebun raya yang kaya akan koleksi jenis-jenis flora
kawasan tropis, tetapi karena keindahannya yang dibangkitkan oleh
tumbuhan-tumbuhan. Demikian pula para pengunjung Tahura Juanda di Bandung
dapat menikmati keindahan alam dan kenyamanan lingkungan karena adanya
pohon-pohon atau tetumbuhan.
Manfaat tumbuhan yang diuraikan diatas hanya beberapa saja yang dengan
mudah dapat kita rasakan. Banyak manfaat lain yang sangat penting yang tidak
begitu popular di mata masyarakat, yaitu manfaat tumbuhan/tanaman dalam
mengurangi zat pencemara udara dan penghasil oksigen melalui proses
fotosintesis atau sering disebut sebagai manfaat ekologis seperti disinggung
diatas. Fotosintesis tumbuhan adalah suatu proses alamiah
yang terjadi di dalam daun-daun tumbuhan dimana terjadi penyerapan CO2 dan
dihasilkannya gas oksigen yang ditambahkan ke udara kita. Persamaan
rekasi kimia fotosintesis adalah : karbondioksida gas (CO2) + air (H2O) +
pigmen klorofil daun + energi mata hari ? zat organik (C6H12O6) + oksigen
gas (O2).
Penyerapan CO2 oleh tumbuhan memberi andil dalam mengurangi pencemar
CO2 di udara. Karbon dari CO2 ini disimpan di dalam jaringan tumbuhan (kayu)
yang kemudian kayu ini berguna bagi manusia. Suatu laporan menyebutkan
bahwa sebatang pohon selama hidupnya diprediksi mampu menyerap 7.500 gram
karbon. Karena alasan inilah tumbuhan dikenal sebagai pelaku carbon
sinks. Sumber lain menyebutkan bahwa secara taksiran kasar, dalam
satu hari sebatang pohon menyerap CO2 antara 20 dan 36 gram per hari. Bila di
pekarangan rumah anda terdapat 10 buah pohon, maka dalam sebulan pekarangan
anda memberikan kontribusi menyerap CO2 sebanyak 5,6 – 10,08 kg atau menyimpan
750 kg karbon selama tanaman itu tumbuh di sana. Kalau di sekitar rumah anda
ada 99 KK yang memiliki jumlah pohon sama dengan di rumah anda, maka jumlah CO2
yang diserap menjadi 0,5 – 1,008 ton atau karbon yang disimpan
sebanyak 75 ton.
Uraian diatas mungkin baru gambaran dari lingkungan satu RW (rukun
warga). Bila dikalkulasikan dalam luasan satu desa/ kelurahan,
sekecamatan atau sekabupaten/ kota maka betapa besarnya CO2 yang diserap atau
karbon yang disimpan di dalam tumbuhan/ tanaman. Suatu estimasi
dilaporkan bahwa 1 acre (0,405 ha) luas pertanaman di Amerika dalam setahun
menyerap CO2 yang setara dengan CO2 yang diemisikan oleh sebuah
mobil yang menempuh jarak 26.000 mile (41.842,944 km); dan menurut sumber
tersebut 0,405 ha (kurang dari setengah hektar) luas lahan berpepohonan di
Brooklyn cukup untuk mengkonpensasi penggunaan bahan bakar oleh sebuah mobil
yang menempuh jarak 7.200 – 8700 mile (11.587,27 – 14.001,29 km)
Nah sekarang, Bagaimana tumbuhan/ pohon bila dikaitkan dengan produksi
oksigen ? Hasil estimasi ilmiah menunjukkan bahwa dalam sejam satu lembar
daun memperoduksi oksigen sebanyak 5 ml. Dengan mengambil contoh pekarangan
rumah anda dan sekitarnya yang ditanami pepohonan tadi dan bila rata-rata
jumlah daun per pohon 200 lembar, maka pohon-pohon di tempat tinggal anda
dan sekitarnya akan menyumbang oksegen sebanyak 10 x 100 x 200 x 5 ml = 1.000
liter per jam. Angka ini setara dengan jumlah kebutuhan oksigen
untuk pernapasan sebanyak 18 orang (kebutuhan oksigen untuk satu orang bernapas
adalah 53 liter per jam).
Dengan menyimak uraian diatas, maka tak diragukan lagi bahwa pemanasan
global harus dihentikan; dan setiap individu punya andil untuk
berpartisipasi. Caranya adalah dengan menanam pohon: di kawasan hutan, di
lahan-lahan kritis, di pekarangan rumah, di kantor-kantor, di kampus-kampus, di
sekolah-sekolah, di pabrik-pabrik di kota dan di desa. Selain itu, pohon-pohon
yang sudah ada harus dijaga kelestariannya.
Tanaman Penyerap CO2
Kehidupan di dunia
menyebabkan CO2 yang secara alami sudah ada di atmosfir,
mengalami peningkatan.Salah satunya melalui pembakaran bahan bakar fosil
mengemisikan gas CO2 (karbondioksida) ke atmosfer dan
terus-menerus terakumulasi dan meningkatkan konsentrasi CO2 atmosfer
. Sebab itu, Gas CO2 kini bukan lagi sebagai komponen alamiah
atmosfer bumi, tetapi berstatus sebagai zat pencemar. Selama 150 tahun
terakhir, konsentrasi CO2 telah meningkat dari 280 ppm menjadi
hampir 380 ppm3) . Gas CO2 yang pekat di
atmosfer menghalangi pantulan sinar mata hari dari bumi kembali keatas
permukaan bumi, dan ini menyebabkan meningkaatnya suhu udara. Fenomena ini
dikenal sebagai green house effect atau efek rumah kaca.
Untuk mengendalikan
efek rumah kaca maka CO2 di udara harus dikurangi dengan cara
meningkatkan serapan oleh tanaman sebanyak mungkin . serta menekan
pelepasan (emisi) CO2 ke udara ke konsentrasi serendah
mungkin. Jadi kegiatan menanam pohon pada lahan-lahan pertanian , serta
mempertahankan keutuhan hutan alam, sangat penting untuk mengurangi jumlah
CO2 di udara.
Manfaat Pohon Untuk
Kehidupan
Tanaman dalam
kehidupan kita sehari-hari, memberikan banyak sekali manfaat. Untuk suatu
perumahan, pohon-pohon yang rindang dan menyejukkan serta taman indah yang
tertata rapih dapat meningkatkan nilai jual properti pada perumahan tersebut.
Beberapa manfaat selain untuk keindahan dan memberikan kesejukan, manfaat lain
diantaranya5): untuk menurunkan kadar zat menyerap CO2 dan
menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis. Fotosintesis adalah suatu
proses alamiah yang terjadi pada tumbuhan. Pada proses yang terjadi
pada daun tersebut CO2 diserap dari udara oleh
tanaman dan diubah menjadi karbohidrat, kemudian disebarkan keseluruh tubuh
tanaman dan akhirnya di timbun dalam tubuh tanaman seperti daun, batang,
ranting, bunga dan buah.
Selain menyerap CO2, beberapa
tanaman dapat juga mereduksi gas SO2, misalnya : Angsana dan Flamboyan
dapat mereduksi CO2 sampai 70 % dan SO2 sebesar
50 %; Asam Kranji dapat mereduksi CO2 sampai 80% dan SO2 sampai
90 %; Tiara payung mereduksi CO2 70 % dan SO2 sebesar
60 % 6)
Pohon juga memiliki
fungsi atau manfaat lain seperti mengurangi kebisingan, . penghalang
angin, menyerap debu dan mengurangi laju erosi tanah. Tanaman yang
dapat digunakan untuk mengurangi bau/ menyerap bau diantaranya7) :
Michelia champaka yang dikenal sebagai pohon cempaka, Murraya paniculata atau
kemuning dan Mimoscrops elengi atau pohon tanjung. Sebagai penyerap debu,
dilakukan pohon dengan dengan menyaringnya sehingga menempel di
daun dan dapat turun atau berjatuhan ke tanah ketika terkena hujan .
Dari hasil penelitian, Bougenvile
dapat menahan debu sampai 70 % 6) .Jenis tanaman lain yang yang
dapat menahan debu , antara lain7) :
· Agathis alba ( damar
)
· Swietenia
macrophylla (mahoni daun lebar )
· Polyathea longifolia
( glodogan )
· Baringtonia asiatica
( keben ) dan
· Mimoscropsrops
elengi (tanjung )
Gambar : Pohon
Glodogan
Jenis Pohon Penyerap
CO2
Setiap jenis tanaman
memang memiliki kadar penyerapan karbondioksida yang
berbeda-beda, faktor-faktor yang berpengaruh diantaranya mutu klorofil yang ada
dalam daun. Mutu klorofil tersebut yang ditentukan oleh banyak sedikitnya magnesium yang
menjadi inti klorofil sehingga Semakin besar
tingkat magnesium yang dikandung dalam klorofil tumbuhan,
semakin gelap warna hijau daunnya dan semakin optimal proses fotosintesis yang
terjadi1). Beberapa pohon yang dapat digunakan untuk menyerap CO2 ,
diantaranya Trembesi (Albizia saman ) .
Pohon Trembesi,
merupakan tumbuhan pohon besar dengan ketinggian hingga 20 meter dan tajuknya
yang sangat lebar. Pohon ini mempunyai jaringan akar yang luas mempunyai
batang yang besar, bulat dan tinggi antara 10-20 meter. Permukaan batangnya
beralur, kasar dan berwarna coklat kehitam-hitaman.sehingga kurang cocok
ditanam di pekarangan karena bisa merusak bangunan dan jalan. Sering disebut
juga sebagai Pohon Hujan atau Ki Hujan lantaran air yang sering menetes dari
tajuknya karena kemampuannya menyerap air tanah yang kuat. Di beberapa daerah
di Indonesia tanaman pohon ini sering disebut sebagai Kayu Ambon (Melayu), Trembesi, Munggur, Punggur, Meh (Jawa), Ki
Hujan (Sunda).
Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Dr. Ir. Endes N. Dahlan, Dosen Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor, satu batang Pohon Trembesi mampu menyerap 28.442 kg
karbondioksida setiap tahunnya 2).
Selain Trembesi, ada
beberapa jenis pohon yang mampu menyerap CO2 dalam jumlah besar
, seperti pada lampiran 1 Peraturan Menteri Kehutanan nomer :
P.03/Menhut-V/2004 Tentang Pedoman Pembuatan Tanaman Penghijauan Kota gerakan
nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan, dinyatakan pohon Damar (Agathis alba),
Kupu-kupu (Bauhinea purpurea), Lamtorogung (Leucena leucocephala )
, Akasia (Acacia auriculiformis) dan Beringin (Ficus benyamina ),
merupakan tanaman yang digunakan dalam penghijauan kota sebagai penyerap CO2 dan
penghasil O2 7) .
Gambar : Pohon Bunga
Kupu-kupu
Berapa CO2 yang dapat diserap ?
Pada tabel, ada 21
jenis pohon penyerap CO2, urutan teratas ditempati oleh
Trembesi dengan jumlah CO2 yang diserap sebanyak 28,4
ton/pohon/tahun, kemudian Bambu dengan 12 ton/hektar/tahun. Dari data pada
tabel, penyerapan CO2 oleh Trembesi , 53 kali lebih besar
dari pohon beringin.
Jenis Pohon dan CO2 yang
dapat diserap 1)
No
|
Jenis Pohon
|
CO2 yang Diserap
(kg/pohon/tahun)
|
1
|
Trembesi (Samanea saman)
|
28.448,39
|
2
|
Bambu
|
up to 12 *
|
3
|
Cassia (Cassia sp)
|
5.295,47
|
4
|
Kenanga (Canangium odoratum)
|
756,59
|
5
|
Pingku(Dysoxylum excelsum
|
720,49
|
6
|
Beringin (Ficus benyamina)
|
535,90
|
7
|
Krey Payung (Fellicium decipiens
|
404,83
|
8
|
Matoa (Pometia pinnata)
|
329,76
|
9
|
Mahoni (Swettiana mahagoni)
|
295,73
|
10
|
Saga (Adenanthera pavonina)
|
221,18
|
11
|
Bungur (Lagerstroemia speciosa)
|
160,14
|
12
|
Jati (Tectona grandis)
|
135,27
|
13
|
Nangka (Arthocarpus heterophyllus)
|
126,51
|
14
|
Johar (Cassia grandis)
|
116,25
|
15
|
Sirsak (Annona muricata)
|
75,29
|
16
|
Puspa (Schima wallichii)
|
63,31
|
17
|
Akasia (Acacia auriculiformis)
|
48,68
|
18
|
Flamboyan (Delonix regia)
|
42,20
|
19
|
Sawo Kecik (Manilkara kauki)
|
36,19
|
20
|
Tanjung (Mimusops elengi)
|
34,29
|
21
|
Bunga Merak (Caesalpinia
pulcherrima)
|
30,95
|
Ket
: Ton/hektar/tahun
Selain tanaman
penghijauan kota, tanaman karet (Hevea brasilliensis ) juga
memiliki kemampuan menyerap karbondioksida yang cukup tinggi karena memiliki
kanopi lebih lebar dan permukaan hijau daun yang luas.
Dalam satu hari
sebatang pohon menyerap CO2 antara 20 dan 36 gram per hari4) Bila di lahan satu hektar terdapat 300
batang karet, maka CO2 yang diserap sebanyak 6-10,8 kg per hari
atau 180 kg-324 kg per bulan atau 2,1 ton-3,8 ton per tahun. Jadi, kontribusi kebun karet seluas
35.145 hektar dalam menyerap CO2 sebanyak 210,8-379,5 ton per hari atau 6.326-11.386 ton lebih
per bulan atau 75 ribu-136 ribu ton lebih per tahun10).
Estimasi lainnya menyebut tanaman karet dalam satu siklus dapat mengikat CO2 udara
sebanyak 660 ton/hektar atau rata-rata per tahunnya dapat mengikat CO2 sebanyak
sekitar 23 ton/hektar. Untuk kebun karet seluas 35.145 hektar, jika rata-rata setiap hektar kebun karet tersebut mampu
mengikat CO2 sebanyak 23 ton per tahun, maka kontribusi kebun
karet tsb dalam pengikatan CO2 di bumi Indoneia adalah 35.145 hektar x 23 ton
adalah 808 ribu ton10). Emisi CO2 Indonesia tahun 2004 mencapai 380 juta ton (United Nations Statistic
Division, 2007). sehingga kontribusi kebun karet tersebut dapat
mengikat emisi CO2 nasional sebesar 2,1%10).
Berapa Oksigen yang
Dihasilkan ?
Oksigen yang
dihasilkan oleh pohon tergantung pada jenis pohon, umur, kondisi
juga lingkungan pohon. Dalam keadaan istirahat, manusia dewasa menghirup 1,8
sampai 2,4 gram oksigen per menit. Jumlah ini setara dengan 6 miliar ton
oksigen yang dihirup oleh seluruh manusia per tahun 8)
Oksigen yang
dibutuhkan untuk bernafas tiap jam adalah 53 liter 4), jika
satu lembar daun menhasilkan oksigen 5 ml /jam9) dan disekitar
tempat tinggal anda terdapat 20 buah pohon dengan rata-rata jumlah
daun sekitar 300 lembar, maka oksigen yang disumbangkan oleh tanaman tersebut
adalah 30 x 400 x 5 = 60 liter/jam yang setara dengan kebutuhan satu orang
untuk bernafas tiap jam. Pada pohon karet, jika jumlah daun per pohon 200 lembar, maka tiap
hektar pohon karet akan menyumbang oksigen sebanyak 300 pohon x 200 x 5 ml =
300 liter per jam. Berarti, setiap jam seluruh , kebun karet seluas 35.145 ha akan menghasilkan oksigen sebanyak 35.145 ha x 300 liter =
10.543.500 liter. Angka ini setara dengan jumlah kebutuhan oksigen
untuk pernapasan sebanyak 198.933 orang.
Tumbuhan menghasilkan oksigen dari fotosintesisnya, sebelum
oksigen terbentuk tumbuhan perlu menyerap sinar matahari dan karbondioksida,
dari 6 molekul air terbentuk 6 molekul oksigen pula, tetapi hal itu hanya
terjadi bila ada cahaya matahari, ila tidak terdapat cahaya matahari maka pohon
akan melakukan reaksi gelapnya yang menghasilkan karbondioksida. Maka dari itu,
walau tidak dapat menghidupi semua manusia yang ada di dunia ini denga pohon yang
ada, tetapi setidaknya kita dapat memberikan oksigen yang cukup untuk keluarga
kita dengan menanam beberapa pohon kecil dan mengalikannya dengan jumlah
makhluk hidup yanh bergerak dalam rumah kita.
Oksigen (O2) merupakan komponen
terpenting untuk berlangsungnya kehidupan. Baik Manusia, hewan maupun tumbuhan
memerlukan oksigen. Namun sayangnya Oksigen ini hanya dapat dihasilkan oleh
tanaman sebagai salah satu hasil proses fotosintesis tanaman tersebut pada
siang hari. Untuk mengoptimalkan oksigen yang berada disekitar rumah kita,
dibawah ini merupakan tips untuk memilih tanaman yang menghasilkan oksigen
banyak.
1. Pastikan tanaman yang ditanam disekitar rumah mempunyai daun berwarna hijau. Untuk variasi warna hijau yaitu hijau terang, hijau gelap ataupun hijau dengan kombinasi dengan warna lain. Warna yang paling baik untuk menghasilkan oksigen adalah hijau gelap.
2. Kondisi permukaan daun segar dan mengkilat. Proses fotosistesis bisa dilakukan dengan maksimal jika kondisi daun dalam keadaan sehat. Salah satu ciri-ciri daun yang sehat yaitu segar dan mengkilat.
1. Pastikan tanaman yang ditanam disekitar rumah mempunyai daun berwarna hijau. Untuk variasi warna hijau yaitu hijau terang, hijau gelap ataupun hijau dengan kombinasi dengan warna lain. Warna yang paling baik untuk menghasilkan oksigen adalah hijau gelap.
2. Kondisi permukaan daun segar dan mengkilat. Proses fotosistesis bisa dilakukan dengan maksimal jika kondisi daun dalam keadaan sehat. Salah satu ciri-ciri daun yang sehat yaitu segar dan mengkilat.
3. Tanaman mempunyai daun yang rimbun. Semakin banyak jumlah daun maka semakin banyak oksigen yang dihasilkan.
4. Mempunyai jumlah cahaya yang
cukup ke tanaman. Pencahayaan dari Matahari juga menentukan proses fotosistesis
maka singkirkan barang yang menghalangi sinar matahari yang mengarah ke tanaman.
5. Tanaman yang menyukai kelembaban
media tanam yang tinggi. Kandungan air yang cukup banyak mendorong penguapan
oleh tanaman lebih besar, penguapan tersebut dibarengi dengan pelepasan oksigen
ke udara bebas.
6. Tanaman yang mempunyai sedikit
bunga dan buah. Bunga dan bunga membuat tanaman mengalokasikan fotosistesis
untuk pertumbuhan bunga dan buah sehingga proses pelepasan oksigen berkurang.
Secara umum, tanaman ini merupakan
tanaman khusus perindang. Namun tanaman hias juga cukup baik, apalagi jika
jumlahnya banyak.
Referensi :
chemistry.about.com
dalam http://lingkungan.net/berapa-banyak-oksigen-yang-dihasilkan-oleh-satu-pohon/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar