Private Library of Simamora, Helmut Todo Tua
Environment, Research and Development Agency
Samosir Regency Government of North Sumatera Province
Indonesia
Berikut merupakan kutipan ilmiah yang digunakan sebagai
referensi pribadi.
BELAJAR TENTANG MINYAK BUMI (BAHAN BAKAR MINYAK), DAMPAK NEGATIF DARI TUMPAHAN MINYAK
DI PERAIRAN (Inspirasi antisipatif terhadap gejala yang mungkin bisa saja terjadi di perairan Danau Toba)
Minyak Bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon,
jenis molekul yang paling sering ditemukan adalah alkana (baik
yang rantai lurus maupun bercabang), sikloalkana, hidrokarbon aromatik, atau senyawa
kompleks seperti aspaltena. Setiap minyak
Bumi mempunyai keunikan molekulnya masing-masing, yang diketahui dari bentuk
fisik dan ciri-ciri kimia, warna, dan viskositas.
Alkana, juga
disebut dengan parafin, adalah hidrokarbon tersaturasi dengan
rantai lurus atau bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen dengan
rumus umum CnH2n+2. Pada umumnya minyak Bumi mengandung 5
sampai 40 atom karbon per molekulnya, meskipun molekul dengan jumlah karbon
lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin ada di dalam campuran tersebut.
Alkana dari pentana (C5H12)
sampai oktana (C8H18)
akan disuling menjadi bensin, sedangkan alkana jenis nonana (C9H20)
sampaiheksadekana (C16H34)
akan disuling menjadi diesel, kerosene dan bahan bakar
jet). Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan disuling menjadi
oli/pelumas. Alkana dengan jumlah atom karbon lebih besar lagi, misalnya parafin wax mempunyai
25 atom karbon, danaspal mempunyai
atom karbon lebih dari 35. Alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai 4 akan
berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan dijual sebagai elpiji (LPG).
Di musim dingin, butana (C4H10), digunakan sebagai bahan
campuran pada bensin, karena tekanan uap butana yang tinggi akan membantu mesin
menyala pada musim dingin. Penggunaan alkana yang lain adalah sebagai pemantik
rokok. Di beberapa negara, propana (C3H8) dapat dicairkan
dibawah tekanan sedang, dan digunakan masyarakat sebagai bahan bakar
transportasi maupun memasak.
Sikloalkana,
juga dikenal dengan nama naptena, adalah hidrokarbon tersaturasi
yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya, dengan rumus umum
CnH2n. Sikloalkana memiliki ciri-ciri yang mirip dengan
alkana tapi memiliki titik didih yang lebih tinggi.
Hidrokarbon aromatik adalah
hidrokarbon tidak
tersaturasi yang memiliki satu atau lebih cincin planar
karbon-6 yang disebut cincin benzena, dimana
atom hidrogen akan berikatan dengan atom karbon dengan rumus umum CnHn.
Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan menimbulkan asap hitam pekat.
Beberapa bersifat karsinogenik.
Semua jenis molekul yang berbeda-beda di atas dipisahkan
dengan distilasi fraksional di
tempat pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar jet, kerosin,
dan hidrokarbon lainnya. Contohnya adalah 2,2,4-Trimetilpentana (isooktana),
dipakai sebagai campuran utama dalam bensin,
mempunyai rumus kimia C8H18 dan bereaksi dengan
oksigen secara eksotermik:
2 C8H18(l) + 25 O2(g) →
16 CO2(g) + 18 H2O(g) +
10.86 MJ/mol (oktana)
Jumlah dari masing-masing molekul pada minyak Bumi dapat
diteliti di laboratorium. Molekul-molekul ini biasanya akan diekstrak di sebuah pelarut,
kemudian akan dipisahkan dikromatografi gas, dan
kemudian bisa dideteksi dengan detektor yang cocok.
Pembakaran yang tidak sempurna dari minyak Bumi atau produk
hasil olahannya akan menyebabkan produk sampingan yang beracun. Misalnya,
terlalu sedikit oksigen yang bercampur maka akan menghasilkan karbon
monoksida. Karena suhu dan tekanan yang tinggi di dalam mesin
kendaraan, maka gas buang yang dihasilkan oleh mesin biasanya juga mengandung
molekul nitrogen oksida yang dapat menimbulkan asbut.
Jenis
hidrokarbon yang terdapat pada minyak Bumi sebagian besar terdiri dari alkana, sikloalkana, dan
berbagai macam jenis hidrokarbon aromatik, ditambah dengan sebagian kecil elemen-elemen
lainnya seperti nitrogen, oksigen dan sulfur,
ditambah beberapa jenis logam seperti besi, nikel, tembaga, dan vanadium.
Bilangan oktan adalah angka yang
menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar
secara spontan. Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam bentuk gas)
ditekan oleh piston sampai dengan volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar
oleh percikan api yang dihasilkan busi. Karena besarnya tekanan ini, campuran
udara dan bensin juga bisa terbakar secara spontan sebelum percikan api dari
busi keluar. Jika campuran gas ini terbakar karena tekanan yang tinggi (dan
bukan karena percikan api dari busi), maka akan terjadi knocking atau
ketukan di dalam mesin. Knocking ini akan menyebabkan mesin cepat rusak,
sehingga sebisa mungkin harus kita hindari.
Nama oktan berasal dari oktana (C8),
karena dari seluruh molekul penyusun bensin, oktana yang memiliki sifat
kompresi paling bagus. Oktana dapat dikompres sampai volume kecil tanpa
mengalami pembakaran spontan, tidak seperti yang terjadi pada heptana,
misalnya, yang dapat terbakar spontan meskipun baru ditekan sedikit.
Beberapa angka oktan untuk bahan bakar:
·
87 → Bensin standar di Amerika
Serikat
·
95 → Pertamax Plus
Angka oktan bisa ditingkatkan dengan menambahkan zat aditif
bensin. Menambahkan tetraethyl lead (TEL, Pb(C2H5)4)
pada bensin akan meningkatkan bilangan oktan bensin tersebut, sehingga bensin
"murah" dapat digunakan dan aman untuk mesin dengan menambahkan
timbal ini. Untuk mengubah Pb dari bentuk padat menjadi gas pada bensin yang
mengandung TEL dibutuhkan etilen bromida (C2H5Br).
Celakanya, lapisan tipis timbal terbentuk pada atmosfer dan membahayakan
makhluk hidup, termasuk manusia. Di negara-negara maju, timbal sudah dilarang
untuk dipakai sebagai bahan campuran bensin.
Zat tambahan lainnya yang sering dicampurkan ke dalam bensin
adalah MTBE (methyl tertiary butyl ether, C5H11O),
yang berasal dan dibuat dari etanol. MTBE murni berbilangan setara oktan 118.
Selain dapat meningkatkan bilangan oktan, MTBE juga dapat menambahkan oksigen
pada campuran gas di dalam mesin, sehingga akan mengurangi pembakaran tidak
sempurna bensin yang menghasilkan gas CO.
Belakangan diketahui bahwa MTBE ini juga berbahaya bagi lingkungan karena
mempunyai sifat karsinogenik dan mudah bercampur dengan air, sehingga
jika terjadi kebocoran pada tempat-tempat penampungan bensin (misalnya di pompa bensin)
MTBE masuk ke air tanah bisa mencemari sumur dan sumber-sumber air minum
lainnya.
Etanol yang
berbilangan oktan 123 juga digunakan sebagai campuran. Etanol lebih unggul dari
TEL dan MTBE karena tidak mencemari udara dengan timbal. Selain itu, etanol
mudah diperoleh dari fermentasi tumbuh-tumbuhan sehingga bahan baku untuk
pembuatannya cukup melimpah. Etanol semakin sering dipergunakan sebagai
komponen bahan bakar setelah harga minyak bumi semakin meningkat.
Nilai
oktan sebuah bahan bakar yang paling umum di seluruh dunia adalah nilai Research
Octane Number (RON). RON ditentukan dengan mengisi bahan bakar ke
dalam mesin uji dengan rasio kompresi variabel dengan kondisi yang teratur.
Nilai RON diambil dengan membandingkan campuran antara iso-oktana dan
n-heptana. Misalnya, sebuah bahan bakar dengan RON 88 berarti 88% kandungan
bahan bakar itu adalah iso-oktana dan 12%-nya n-heptana.
Contoh
Kasus Polusi dari Tumpahan Minyak
Dampak dari Pencemaran Minyak
Komponen minyak yang tidak dapat larut di dalam air akan
mengapung yang menyebabkan air berwarna hitam. Beberapa komponen minyak
tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir
dan batuan-batuan di pantai. Komponen hidrokarbon yang bersifat toksik berpengaruh
pada reproduksi, perkembangan, pertumbuhan, dan perilaku biota, terutama pada
plankton, bahkan dapat mematikan ikan, dengan sendirinya dapat menurunkan
produksi ikan. Proses emulsifikasi merupakan sumber mortalitas bagi organisme,
terutama pada telur, larva, dan perkembangan embrio karena pada tahap ini
sangat rentan pada lingkungan tercemar (Fakhrudin, 2004).
Dampak-dampak yang disebabkan oleh pencemaran minyak dengan akibat
jangka pendek dan akibat jangka panjang.
1. Akibat jangka pendek.
Molekul hidrokarbon minyak dapat merusak membran sel biota,
mengakibatkan keluarnya cairan sel dan berpenetrasinya bahan tersebut ke dalam
sel. Berbagai jenis udang dan ikan akan beraroma dan berbau minyak, sehingga
menurun mutunya. Secara langsung minyak menyebabkan kematian pada ikan karena
kekurangan oksigen, keracunan karbon dioksida, dan keracunan langsung oleh
bahan berbahaya.
2. Akibat jangka panjang.
Lebih banyak mengancam biota muda. Minyak dapat termakan oleh
biota. Sebagian senyawa minyak dapat dikeluarkan bersama-sama makanan, sedang
sebagian lagi dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein. Sifat
akumulasi ini dapat dipindahkan dari organisma satu ke organisma lain melalui
rantai makanan. Jadi, akumulasi minyak di dalam zooplankton dapat berpindah ke
ikan pemangsanya. Demikian seterusnya bila ikan tersebut dimakan ikan yang
lebih besar, hewan-hewan laut lainnya, dan bahkan manusia.
Minyak yang tergenang di atas permukaan air akan menghalangi
sinar matahari masuk sampai ke lapisan air dimana ikan berdiam. Menurut
Fakhrudin (2004), lapisan minyak juga akan menghalangi pertukaran gas dari
atmosfer dan mengurangi kelarutan oksigen yang akhirnya sampai pada tingkat
tidak cukup untuk mendukung bentuk kehidupan air yang aerob.
Lapisan minyak yang tergenang tersebut juga akan
mempengarungi pertumbuhan/mengganggu proses metabolisme pada tumbuhan tersebut
seperti respirasi, selain itu juga akan menghambat terjadinya proses
fotosintesis karena lapisan minyak di permukaan air akan menghalangi masuknya
sinar matahari ke dalam zona euphotik, sehingga rantai makanan yang berawal
pada phytoplankton akan terputus. Jika lapisan minyak tersebut tenggelam dan
menutupi substrat, selain akan mematikan organisme benthos yang ada.
Tumpahan minyak juga akan menyebabkan kematian fauna-fauna
yang hidup berasosiasi dengan biota lainnya.
Sumber : Wikipedia dan
sumber ilmiah lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar