Kamis, 15 Januari 2015

GAGASAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PENGHUBUNG ANTARA PULAU SAMOSIR DAN PULAU SUMATERA UNTUK MENDUKUNG PARIWISATA INTERNASIONAL DANAU TOBA DI PROVINSI SUMATERA UTARA





Berikut merupakan kutipan ilmiah dari internet yang bermanfaat dikombinasikan dengan angan-angan bagaimana agar gagasan ini dapat terwujudnya jembatan penghubung antara Kabupaten Samosir (Pulau Samosir) dan Kabupaten Toba Samosir (Pulau Sumatera) untuk mendukung Pariwisata Internasional Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara.

Gagasan  pembangunan jembatan penghubung antara Kabupaten Samosir (Pulau Samosir) dan Kabupaten Toba Samosir (Pulau Sumatera) untuk mendukung Pariwisata Internasional di Danau Toba.

Dampak pembangunan jembatan penghubung ini langsung dan/atau tidak langsung dapat mendukung terwujudnya visi Danau Toba menuju Pariwisata Internasional, dan  Geopark Toba Internasional, juga secara sadar atau tidak sadar nantinya adanya perubahan paradigma lama menjadi paradigma baru.  Paradigma lama tampak " wajah miskin " nya perhatian pemerintah terhadap Danau Toba dan daerah sekitarnya. Paradigma barunya, dengan adanya jembatan penghubung dan Geopark Toba Internasional, secara tidak langsung masyarakat akan menjadi sadar bahwa Danau Toba dapat menjadi sumber kesejahteraan secara berkesinambungan tanpa tanpa harus merusak lingkungan dan pemerintah kabupaten sekitarnya dapat mempersiapkan antisipatif dan preventif terhadap dampak positif dan dampak negatif yang mungkin akan terjadi.

Dari atas jembatan nanti, wisatawan akan melihat jelas ketakjuban kebesaran ciptaan Tuhan Yang Maha Esa terhadap Danau Toba. Danau Toba merupakan danau vulkanik dan daratan kaldera dari hasil erupsi vulkanik Gunung Toba yang terbentuk dikenal dengan Pulau Samosir. Dari beragam literatur, Gunung Toba mengandung besarnya informasi keilmuan yang belum tergali secara mendalam. 

Agar dapat terwujudnya pembangunan Jembatan Penghubung Pulau Sumatera dan Pulau Samosir maka perlu diawali dengan angan-angan, kemudian dituangkan dengan dukungan design engeneering detail, teknologi dan dana.

Dengan kondisi alam yang unik tersebut, dimana angan-angan pembangunan Jembatan Penghubung Pulau Sumatera dan Pulau Samosir ini akan dibangun, dapat mengambil contoh rencana pemerintah untuk membangun jembatan terpanjang di Indonesia, yang melewati Selat Sunda  sebagai referensi. Yang mana Selat Sunda memiliki keunikan vulkanik dan garis gempa hampir mendekati kemiripan dengan vulkanik Toba.
Ada pun referensi tersebut,  sebagai berikut :
Rencana pemerintah untuk membangun jembatan terpanjang di Indonesia, yang melewati Selat Sunda, harus melalui banyak pertimbangan.
Indonesia merupakan negara dengan tingkat aktivitas gempa bumi yang tinggi, sebagai akibat pertemuan tiga lempeng tektonik, yakni Lempeng Hindia (Samudera India – Australia di sebelah selatan), Lempeng Pasifik di sebelah Timur dan Lempeng Eurasia di Utara.
Pasalnya, hasil riset terbaru yang dilakukan peneliti Indonesia dan Australia menyatakan, kawasan selatan Selat Sunda berpotensi memiliki kekuatan gempa sebesar 9 skala richter.

Menurut Sri Widiyantoro, Profesor Seismologi pertama di Indonesia, untuk membangun jembatan Selat Sunda perlu kerja sama yang solid antara ahli-ahli geoscience kegempaan dan para ahli-ahli teknik sipil (rekayasa).
"Penelitian kegempaan harus dilakukan secara maksimal, dan hasilnya digunakan para ahli rekayasa untuk mendesain bangunan-bangunan yang akan diciptakan," kata Sri kepadaVIVAnews, di Kedutaan Besar Australia, 27 Mei 2013.
Menurut ahli gempa dari ITB, Irwan Meilano, terkait dengan pembangunan jembatan Selat Sunda, tim peneliti kegempaan sudah memberikan informasi terkait potensi gempa kepada ahli-ahli rekayasa untuk merancang jembatan yang tahan gempa.
Informasi potensi kekuatan gempa sangat penting dalam suatu pembangunan. Semisal, dalam pembuatan jembatan yang menghubungkan Pulau Honsu dan Pulau Shikoku di Jepang.

"Para ahli rekayasa di Jepang sudah mendapatkan informasi mengenai gempa. Ketika gempa Kobe terjadi, jembatan itu tidak roboh, karena kekuatannya sudah disesuaikan dengan potensi gempa yang akan terjadi," jelas Irwan.
Saat ini, tim peneliti masih fokus pada penelitian sumber-sumber gempa yang ada di setiap wilayah di Indonesia.
"Namun, kami tidak bisa memberikan jawaban terhadap berapa kekuatan gempa yang akan terjadi. Itu masih sangat sulit untuk dilakukan," ujar Irwan.
Pendidikan mengenai bumi merupakan ilmu yang sangat patut untuk dikembangkan. Hal ini didorong karena banyaknya berbagai gejala alam yang masih belum dapat diprediksi secara tepat oleh ilmuan, seperti gempa bumi. Saat ini, ilmu terkait gempa bumi sangat gencar untuk dikuasai oleh setiap negara, tak terkecuali Indonesia. Sebagai negara yang secara geologis berada pada pusat tumpukan lempeng, Indonesia dapat dikatakan mempunyai tatanan tektonik yang komplek dari arah zona tumbukan antar lempeng. Kondisi ini mendorong perlunya pengembangan ilmu gempa bumi atau seismologi untuk tepat diterapkan di Indonesia.

Prof. Sri telah menekuni bidang seismologi semenjak menduduki pendidikan sarjana di ITB pada tahun 1981 dengan mengambil jurusan Geofisika dan Meteorologi. Melalui pendidikan ini, Prof. Sri mendapatkan perkenalan secara langsung mengenai pentingnya riset gempa bumi untuk Indonesia yang merupakan salah satu zona tektonik paling aktif di dunia dan teknologi eksplorasi seumber daya alam yang banyak terkandung di buminya. Hal inilah yang mendorong Prof. Sri untuk melanjutkan pendidikannya hingga meraih gelar profesor.



Setelah melakukan penelitian di bidang seismologi, Prof. Sri yang saat ini dikenal sebagai Guru Besar untuk FTTM ITB tersebut telah mengkiprahkan dirinya untuk dunia. Dalam penelitiannya mengenai pemodelan tomografi seismik mantel bumi dalam dimensi ketiga, berhasil meraih predikat sebagai ahli seismologi yang diakui oleh dunia. Hasil pencitraan yang ditunggu tersebut berhasil diselesaikan oleh Prof. Sri dalam waktu yang singkat. Keberhasilan ini membawa nama Prof. Sri untuk mempresentasikan karyanya di berbagai institusi internasional. Profesor Maruyama dari Tokyo Institute of Technology pernah berpendapat mengenai Prof. Sri bahwa, "Indonesia should be proud to have a young leading world scientist in tomography."

Riset mengenai teknik pencitraan tomografi pada awalnya diterapkan di bidang kedokteran, tentu saja untuk melihat anatomi tubuh manusia. Konsep ini telah diterapkan mulai dari Computerized Tomographic (CT) Scanning hingga teknologi terkini, Magnetic Resonance Imaging (MRI). Ternyata, konsep serupa juga dapat diterapkan untuk memindai isi bumi kita dengan menggunakan data gelombang seismik yang dibangkitkan saat gempa bumi terjadi. Riset di bidang tersebut membuat Prof. Sri mendapatkan kesempatan untuk mempublikasikan karyanya di berbagai jurnal internasional terkemuka, seperti Nature, Science, dan Journal of Geophysical Research. Berdasarkan data Scopus per tanggal 7 Agustus 2014, publikasi Prof. Sri di bidang tersebut telah tersebar sejumlah 2.385. Riset ini juga turut membawa nama Prof. Sri untuk meraih berbagai penghargaan internasional maupun nasional.



Selain untuk dunia, Prof. Sri juga kerap berperan aktif sebagai seismolog yang menangai masalah nasional. Model tomografi yang diteliti bermanfaat dalam membantu usaha mitigasi bencana, khususnya peristiwa gempa dan tsunami yang pernah dialami Indonesia. Terkait hasl tersebut, Prof. Sri bersama dengan timnya telah menerapkan teknik pencitraan tomografi tersebut dengan memanfaatkan data gempa Indonesia. Selain itu, dalam bidang ekplorasi energy terbarukan, penelitian tersebut juga diterapkan untuk mendapatkan pencitraan struktur di lapangan geotermal Indonesia. Saat ini, melalui Pusat Penelitian Mitigasi Bencana di ITB telah bekerja sama untuk membuat peta hazard gempa yang digunakan sebagai SNI.

Gunung Toba mengandung Ilmu Kebumian.
Ilmu Kebumian (termasuk Geologi di dalamnya) memegang kunci penting bagi berputarnya roda kehidupan, Matematika, Fisika, Biologi, dan Kimia sebagai ilmu-ilmu dasar lainnya.

Di negara lain seperti Jepang, ilmu kebumian dijadikan sebagai ilmu dasar pula, mengingat besarnya peranan yang dimilikinya. Bagaimana tidak? Makanan, alat-alat yang mereka gunakan hingga penentuan jenis pakaian yang akan dipakai pada hari itu sangat dikontrol oleh fenomena kebumian yang terjadi. Terlebih lagi ketika gempa bumi dan tsunami yang kerap terjadi di Jepang, mendorong masyarakat untuk mempelajari ilmu kebumian sebagai pendamping hidupnya. Begitu pula dengan Geologi dan Teknik Geologi, dengan Bumi yang kita pijak sebagai objek kajiannya, tentunya kita tidak bisa melepaskan diri untuk tidak mempelajarinya.

Geologi berasal dari kata “geo" atau "geos" yang berarti bumi, serta "logos" yang berarti ilmu. Jadi, segala sesuatu yang terdapat di permukaan dan dalam tubuh bumi merupakan cakupan yang akan dipelajari. Tentunya bidang ini sangat luas dan tidak akan kekurangan bahan untuk diselidiki. Oleh karena itu, diperlukan banyak tenaga untuk terjun mengembangkan ilmu ini bagi kemajuan kehidupan dan peradaban manusia.

Pada dasarnya kedua ilmu ini adalah sama. Di USA, UK, Jepang, dan negara-negara lain, memasukkan ilmu Geologi ke dalam Ilmu Kebumian (Earth Science). Di Indonesia dan segelintir negara mengategorikannya ke dalam bidang teknik. Mengapa demikian? Well, untuk alasan yang tepat belum mendapatkannya. Namun mengikuti rumor yang beredar, setidaknya terdapat dua alasan: Pertama, pemanfaatan teknologi semakin digalakkan di Indonesia. 

Dengan penggunaan berbagai peralatan yang super canggih dan teliti, diharapkan Geologi mampu berkembang dengan sangat cepat di negeri ini, dan ilmu ini memiliki andil yang cukup besar dalam bidang rekayasa, baik dari rekayasa tanah dan batuan hingga rekayasa kegempaan yang tidak bisa dibilang main-main.


Vulkanik Toba Mengandung Kaya akan KEANEKARAGAMAN informasi tentang, ANTARA LAIN : 

BATUAN DAN MINERAL 
Batuan dan Mineral yang terkandung dalam Vulkanik Toba apabila dikaji lebih dalam dan ilmiah secara langsung/tidak langsung dapat mengungkap tentang Unobtanium, mineral penghasil energi Atau Kryptonium.  Sadar atau tidak sadar tampak bahwa informasi imiah Vulkanik Toba akan menambah khasanah ilmu mineralogi tentang mineral) dan petrologi (batuan) yang bakal dikupas secara tajam, setajam silet. Tentang bagaimana pembentukan, sifat fisik dan kimiawi, potensi, dan segala macam bentuk pemanfaatan yang terdapat dalam batuan dan mineral akan menjadi makanan dan lain-lain. Contoh yang unik adalah obat diare untuk perbaikan usus, yakni smektit dioktahedral, ternyata adalah produk dari pengolahan mineral smektit. Wah, nggak nyangka ya ternyata di satu bidang ini aja udah benar-benar luas pengaruhnya.

ENERGI, mulai dari dunia minyak dan gas bumi, batubara, energi geothermal atau panas bumi, Coal Bed Methane (CBM), Shale Gas, dan lain-lain. Kita akan belajar tentang apa sih itu energi, bagaimana kondisi geologi dapat menghasilkan sumber energi tersebut, mekanisme pemanfaatannya, hingga distribusinya kepada konsumen. Bidang ini merupakan bidang yang saaaangat banyak dicari, apalagi setelah berkali-kali negara kita diserang oleh isu krisis energi. Waduh? Bukankah kalau energi sudah krisis malah dikhawatirakan tidak dapat peluang kerja? Oh, tentu maksudnya bukan begitu. Krisis energi yang dihadapi adalah cadangan sumber daya energi yang terus menipis seiring dengan peningkatan kebutuhan serta permintaan manusia. Nah, sebagai tugas utama, ahli geologi ditugaskan untuk mencari daerah-daerah dengan potensi sumber daya alam yang dapat diambil.

TEKTONIK DAN VULKANOLOGI. Siapa yang pernah mengalami atau melihat fenomena letusan gunung api secara langsung? Untungnya saya sudah pernah, dan satu hal yang bisa saya katakan: menakjubkan! Walaupun letusannya dianggap sebagai bencana, setiap kali ada gunung api yang meletus, para ahli vulkanologi akan sangat “bersuka cita” dan tentunya disertai dengan rasa simpati. Betapa tidak? Batuk-batuk sang gunung yang hobi tidur ini mencerminkan fenomena geologi yang berubah di bawah sana. Setiap kali gunung meletus, maka vulkanolog lah yang akan menjadi lini terdepan dalam mengungkap mengapa dan apa pengaruh letusan ini di masa depan. Ya bisa dikatakan ilmu ini adalah ilmu forensiknya gunung berapi. Mulai dari penentuan zona bahaya sampai pengungsian penduduk tidak akan dapat dilakukan dengan efektif tanpa keputusan dari ahli vulkanologi. Jadi, pekerjaan ini tentunya sangat manusiawi sekali, bukan? Nah, pernah dengar nama Mbah Surono (lulusan Fisika ITB, ahli gunung api, kini Kepala Badan Geologi) setiap gunung api meletus? Beliau lah yang dulu selalu gencar mengambil keputusan mengenai segala tindakan dari analisis perangai gunung api hingga pengungsian masyarakat. Hebat, bukan? :) 
Eits, kita bukan hanya akan bekerja saat gunung meletus saja, loh, selama tidurnya, kita juga terus memantau dengkuran sang gunung. Bukan hanya itu, segala potensi yang ada di gunung, mencakup energi panas bumi, kekayaan mineral (emas, tembaga, sulfur), hingga pemanfaatan vegetasi sesuai dengan jenis tanah juga dapat kita pelajari. Saya jamin deh, ilmu ini akan sangat menantang dan tidak akan habis seru-seruannya.

PALEONTOLOGI
Saat kita masih kecil dulu, apakah pernah mengagumi sosok dinosaurus di televisi? Nah, kalau kalian ingin bernostalgia dengannya, bidang ini bisa menjadi angin segar buat kalian. Apa saja flora-fauna yang dipelajari disini? Mulai dari hewan vertebrata dan invertebrata purba, segala jenis tumbuhan yang terfosilkan, hingga foraminifera, nannoplankton, radiolaria, ostracoda, spora dan pollen, hingga manusia purba juga dipelajari disini. Nah, karena makhluk-makhluk yang belakangan disebut ini ukurannya sangat kecil, kita harus menggunakan mikroskop khusus untuk mempelajarinya.

Segala macam pengeboran migas, geothermal, dan penambangan tidak dapat dilakukan dengan teliti sebelum dilakukan analisis fosil. Dari sini, kita akan menentukan apakah migas yang ada jauh di bawah sana sudah cukup “matang” untuk dihisap atau belum. Jadi, walaupun terdengar cukup membosankan dan menakutkan (karena banyak teman-teman saya di Geologi yang kurang menyenangi biologi).

GEOKIMIA. Untuk yang menyenangi ion-ion, molekul, dan reaksi-reaksi yang kadaboom! geokimia mungkin bisa menjadi pacarmu selanjutnya. Di sini, segala macam prinsip dan teori kimia akan diaplikasikan untuk bidang-bidang yang lain, sebut saja geokimia petroleum, geokimia panas bumi, geokimia tanah dan batuan, hingga geokimia air. Contohnya, kalian bisa belajar bagaimana cara mendapatkan emas dan tembaga dalam jumlah yang cukup besar hanya dengan melihat reaksi kimia dalam suatu regional geologi, bagaimana cara memodifikasi tanah dan batuan agar emas dan logam dalam batuan tidak tercuci atau musnah, dll. 

HIDROGEOLOGI. Siapa sih yang nggak butuh air? Pemanfaatan air terbesar oleh manusia adalah air hujan dan air tanah. Mulai dari makan, cuci, kakus, dan keperluan lainnya tidak terlepas dari siklus air. Dalam hidrogeologi, kita belajar tentang bagaimana interaksi antara berbagai jenis batuan dan tanah dengan air, mempelajari sifat aliran air, interaksi serta potensi air tanah dan sungai, cadangan air bersih, hingga fenomena pencemaran segala jenis air oleh limbah dapat kita kontrol dari ilmu ini. Siapa yang tidak kenal Aqua, minuman dalam kemasan yang sudah melegenda itu? Kalau kita perhatikan botol kemasannya, maka akan tertulis “…dari mata air terlindungi dari Gunung….” Nah, tugas ahli hidrogeologi adalah mencari lokasi air tanah yang bersih dan layak dieksploitasi dari segi kuantitas dan kualitas. Selain itu, ilmu ini juga memberikan sumbangan yang sangat besar bagi bidang energi, seperti studi relasi air tanah dan migas, siklus air di daerah panas bumi, dan lain-lain. Kabarnya, di USA, pemasukan ahli geologi tertinggi kedua dipegang oleh ahli hidrogeologi loh, setelah disusul oleh bidang energi :)

GEOLOGI TEKNIK. Pembangunan infrastruktur demi kesejehteraan masyarakat terus dilakukan di Indonesia. Nah, bidang ini bisa menjadi alternatif adik-adik yang ingin berkontribusi di dunia pembangunan, namun tidak melalui jalur teknik sipil. Di sini, kita akan mempelajari sifat tanah dan batuan ketika diberikan beban di atasnya (bangunan) dan juga metode-metode yang dapat dikembangkan untuk merekayasanya. Pembangunan infrastruktur tidak dapat berjalan dengan aman apabila belum dilakukan studi geologi teknik sebelumnya. Lihat saja amblesan di jalan tol Cipularang, runtuhnya jembatan Kutai, penurunan muka tanah di Jakarta, dll. Pembangunan di Indonesia yang semakin gila-gilaan tentu akan membuat gigi para ahli geologi teknik bersinar cerah. Beberapa proyek raksasa yang akan melibatkan tenaganya di masa yang akan datang akan sangat banyak, sebut saja Multi Purpose Deep Tunnel (MPDT) sebagai pemecahan masalah banjir dan kemacetan di ibukota, jembatan penghubung Selat Sunda, jembatan penghubung Riau-Johor, hingga gedung-gedung pencakar langit yang semakin menjamur. Akan sangat menyenangkan apabila para ahli di bidang ini punya pasangan ahli sipil, ya supaya bisa kerja bareng gitu loh :)

SISTEM INFORMASI GEOLOGI. Sudah terbayang kan, kalau kerja geologi tidak hanya ketuk batu dan analisis lab? Kita juga bakal menekuni komputer kok, bahkan dalam berbagai kasus tidak akan dapat hasil yang maksimal sebelum diproses oleh permodelan komputer. SIG akan membahas bagaimana peran jaringan komputer, pengembangan software, dan pembuatan model yang membantu seluruh cabang ilmu geologi lainnya. Contohnya saja, dengan berbagai data yang diinput ke dalam komputer, kita dapat menggabungkan layer persebaran batuan geologi dan pemanfaatan lahan untuk pemukiman penduduk agar ideal dan tidak membahayakan lingkungan. Selain itu, dari SIG kita juga dapat membuat model perkembangan migas agar dapat menjadi pertimbangan bagi keputusan para ahli di bidangnya.

GEOPLANOLOGI. Pada dasarnya ini bukanlah bidang yang paling mendasar karena telah terjadi perkembangan ilmu yang lintas jurusan. Pernahkan kalian membayangkan mengapa kawasan industri difokuskan ke daerah Karawang, mengapa pembangunan vila di kawasan Dago Bandung ditentang, mengapa tidak boleh dibangun pabrik di dekat laut dan sumber air bersih? Nah, dengan mempelajari geologi serta dipadukan dengan ilmu tata kota, diharapkan dapat terbentuk kota yang teratur dan tidak membahayakan lingkungan sekitar yang dikontrol oleh persebaran unsur geologi. Mungkin ilmu ini juga bisa berguna untuk mengatur pecahan hati yang terpencar, ahai!

GEOFORENSIK. Pernah nonton Crime Scene Investigation (CSI)? Beberapa ahli yang menganalisis penyebab kematian juga berasal dari ahli geologi lo. Contohnya saja, untuk menentukan apakah korban dibunuh di tempatnya atau dibuang ke tempat lain, bisa dilakukan dengan menganalisis mineral, batuan, dan tanah. Selain itu, untuk membuktikan pengakuan tersangka yang membantah berada pada lokasi saat pembunuhan terjadi, bisa loh dilakukan dengan analisis pollen yang menempel di tubuhnya. Menarik kan? Iya dong!

GEOLOGI MEDIS. Meskipun baru beberapa tahun terkenal di Indonesia, ternyata geologi juga dapat berperan dalam dunia kesehatan. Misalkan saja, mineral yang memiliki sifat khusus bisa digunakan sebagai obat, kita bisa menganalisis seberapa besar laju penyakit paru-paru pada pekerja tambang batugamping, menganalisis efek dari pencemaran udara, air, dan tanah, dan masih banyak lagi yang bisa dilakukan :)

GEOWISATA. Dengan diluncurkannya film 5 cm yang meledak di pasaran, maka semakin banyak pula kawula muda hingga usia lansia yang kini gemar mendaki gunung. Biasanya, alasan yang paling klasik adalah “Asik dong, bisa melihat sunrise atau sunset dari atas gunung.” Wah sayang sekali kalau jalan-jalan kita hanya sebatas itu saja, padahal gunung dan kekayaan geologi lainnya menyimpan pusaka yang tiada ternilai harganya. Dengan mempelajari geowisata, kita bisa menemukan spot-spot unik dan breathtaking dengan melakukan analisis bentang alam (geomorfologi), hingga bisa menjelaskan bagaimana kaitan antara legenda, dongeng, dan kepercayaan masyarakat sekitar dengan penjelasan geologi yang lebih ilmiah. Ilmu ini merupakan bidang yang sangat prospektif di Indonesia, terutama bagi adik-adik yang gemar travelling maupun berwirausaha. Bisa loh kita bikin “geotouring” dengan jalan-jalan ke suatu daerah sambil menjelaskan fenomena geologinya kepada para peserta. Saya jamin, selain pulang dengan wajah sumringah setelah melihat sunrise, pasti akan berkesan sekali bila bisa sekalian membawa pulang ilmu yang berguna.

Referensi Keahlian/Keilmuan Geologi
  
Akar keilmuan/platform Keahlian
Kelompok Keilmuan Geologi adalah kelompok keilmuan yang mendasarkan kepada prinsip-prinsip dasar ilmu geologi yang fundamental yaitu ; petrologi, stratigrafi dan geologi struktur. Di dalam pengembangannya Keilmuan Geologi akan terkait dengan bidang-bidang yang lebih spesifik yaitu mineralogi, geokimia, volkanologi, sedimentologi, paleontologi-mikropaleontologi, geofisika, seismologi, tektonik dan geomekanika.
Kelompok Keilmuan ini disamping menekankan penelitian dan pengembangan ilmu di bidang utama yang fundamental tersebut, juga berperan aktif mendukung pengembangan teori dan konsep yang terkait dengan pemanfaatan sumberdaya geologi seperti mineral (strategis dan industri) dan energi (minyak dan gas bumi, batubara) dan memberikan kontribusi dalam masalah yang terkait dengan keunikan geologi Indonesia seperti kegunung-apian dan kegempaan.
Kegiatan KBK Paleontologi dan Geologi Kuarter terutama yang berhubungan dengan makropaleontologi / makrofosil invertebrata dan juga hewan bertulang belakang (vertebrata) serta fosil manusia. Karena pada umumnya hewan-hewan bertulang belakang banyak dijumpai pada endapan yang berumur Kuarter (Plestosen), maka dalam hal ini diperlukan juga suatu ilmu pendukung yang penting dalam penafsiran iklim purba dan lingkungan tempat hidup dari fosil vertebrata dan manusia purba tersebut. Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari sisa-sisa kehidupan purba dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya. Untuk pengembangan ilmu peleontologi vertebrata dan manusia perlu didukung dengan pengembangan Geologi Kuarter, termasuk Paleoantropologi dan Geoarkeologi.
Dalam makropaleontologi sendiri tidak hanya mengembangkan paleontologi vertebrata tetapi juga mengembangkan makrofosil lainnya seperti moluska, koral, dll. Pengembangan makropaleontologi seperti moluska dan koral adalah bertujuan untuk dapat membantu dalam pengembangan Geologi dalam bidang stratigrafi dan sedimentologi untuk penentuan umur dan juga paleoenvironment serta paleogeografi.
Keahlian Geologi:
No.
Keahlian Spesifik
1.
Petrologi
2.
Geokimia Petroleum
3.
Geologi Kuarter, Paleontologi
4.
Geologi Struktur & Tektonika
5.
Nannofosil
6.
Sedimentologi, Tektonik
7.
Sedimentologi-Stratigrafi
8.
Geodinamik
9.
Geokimia
10.
Paleontologi/Geologi Kuarter
11.
Geologi Struktur
12.
Tektonik
13.
Stratigrafi, Geologi Migas (Petroleum System)
14.
Petrologi dan Altrasi Batuan
15.
Paleontologi Biostratigrafi
16.
Stratigrafi, Biostratigrafi Foraminifera
17.
Geokomputasi
18.
Petrologi Panas Bumi
19.
Remote Sensing Volcano-Geologist

Akar keilmuan/platform Keahlian
Kelompok Keilmuan Geologi Terapan adalah kelompok keilmuan yang mendasarkan kepada prinsip-prinsip dasar geologi, geofisika, geokimia, geomaterial, geofluida, geomekanika, dan lingkungan fisik (abiotik) untuk terapannya ke dalam bidang Geologi Ekonomi, Geologi Geothermal, Hidrogeologi, Geologi Teknik, Geologi Lingkungan, dan Bencana Alam Geologi.

Pada prinsipnya Kelompok Keilmuan ini mendasarkan aplikasi geologi di dalam aktivitas kehidupan manusia, seperti halnya pendefinisian geologi terapan oleh American Geological Institute dalam Glossary of Geology yaitu the application of various fields of geology to the human activity. Catatan : Sebagai perbandingan, dalam katalog keahlian di Curtin University, geologi terapan didefinisikan secara lebih rinci yaitu the application of earth science for the benefit of human civilization and includes surveying metallic ore deposits, fossils fuels, geothermal, and groundwater resources, and applying geological knowledge in a range of engineering and environmental contexts.
Fokus studi teknik Geologi
1.      studi teknik geologi adalah "the present is the key to the past", yang memerlukan basis ilmu alam yang kuat, ilmu pengetahuan (science), ilmu dasar rekayasa (basic engineering), ilmu rekayasa (engineering) dan ilmu pendukung lainnya (humanities/general studies).
2.      Geologi merupakan ilmu yang mempelajari bumi. Disamping ilmu dasar kimia, fisika dan matematika, dalam geologi dipelajari unsur yang paling dasar yaitu batuan, yang meliputi berbagai jenis dan sifat-sifat fisik dan kimianya, proses kejadiannya, keberadaan serta susunannya dalam bagian terluar yaitu kulit bumi. Disamping itu geologi mempelajari proses-proses yang terjadi di bumi, baik dari dalam bumi seperti kejadian gunungapi, gempa bumi, dan dinamika pergerakan di bumi, maupun proses di permukaan seperti erosi, pengendapan dan perubahan lain terhadap batuan. Didalam pemanfaatan sumberdaya alam, geologi juga mempelajari secara lebih khusus tentang batuan dan mineral yang penting misalnya seperti emas, perak, tembaga, dan bahan lainnya untuk mineral industri, serta sumber enerji seperti keberadaan minyak dan gas bumi, panas bumi, batubara dan sumberdaya air. Dalam bidang keteknikan ahli geologi diperlukan dalam kaitannya dengan bangunan gedung tinggi, bendungan, jembatan, dan pengelolaan air tanah.

Gempabumi

Apakah Gempabumi itu ?

Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.

Parameter Gempabumi

  • Waktu terjadinya gempabumi (Origin Time - OT)
  • Lokasi pusat gempabumi (Episenter)
  • Kedalaman pusat gempabumi (Depth)
  • Kekuatan Gempabumi (Magnitudo)

Karakteristik Gempabumi

  • Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
  • Lokasi kejadian tertentu
  • Akibatnya dapat menimbulkan bencana
  • Berpotensi terulang lagi
  • Belum dapat diprediksi
  • Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi


Mengapa Gempabumi Terjadi ?

Lempeng Tektonik
Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi. Teori lempeng tektonik merupakan kombinasi dari teori sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan Benua (Continental Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor Spreading).
Lapisan paling atas bumi, yaitu litosfir, merupakan batuan yang relatif dingin dan bagian paling atas berada pada kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh lebih panas yang disebut mantel. Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam keadaan tidak kaku, sehingga dapat bergerak sesuai dengan proses pendistribusian panas yang kita kenal sebagai aliran konveksi. Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari litosfir padat dan terapung di atas mantel ikut bergerak satu sama lainnya. Ada tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu apabila kedua lempeng saling menjauhi (spreading), saling mendekati(collision) dan saling geser (transform). Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat bergerak saling menjauhi, saling mendekati atau saling bergeser. Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar 0-15cm pertahun. Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai gempa bumi.

Jalur Gempabumi Dunia
Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal maka akan berpotensi menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga rawan tsunami.
Belajar dari pengalaman kejadian gempabumi dan tsunami di Aceh, Pangandaran dan daerah lainnya yang telah mengakibatkan korban ratusan ribu jiwa serta kerugian harta benda yang tidak sedikit, maka sangat diperlukan upaya-upaya mitigasi baik ditingkat pemerintah maupun masyarakat untuk mengurangi resiko akibat bencana gempabumi dan tsunami.
Mengingat terdapat selang waktu antara terjadinya gempabumi dengan tsunami maka selang waktu tersebut dapat digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat sebagai salah satu upaya mitigasi bencana tsunami dengan membangun Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesia Tsunami Early Warning System / Ina-TEWS).

Akibat Gempabumi

  • Getaran atau guncangan tanah (ground shaking)
  • Likuifaksi ( liquifaction)
  • Longsoran Tanah
  • Tsunami
  • Bahaya Sekunder (arus pendek,gas bocor yang menyebabkan kebakaran, dll)

Faktor-faktor yang Mengakibatkan Kerusakan Akibat Gempabumi

  • Kekuatan gempabumi
  • Kedalaman gempabumi
  • Jarak hiposentrum gempabumi
  • Lama getaran gempabumi
  • Kondisi tanah setempat
  • Kondisi bangunan

Dengan adanya gagasan ini, maka beragam akses  transportasi secara berkesinambungan, peningkatan kesejateraan masyarakat, terbangunnya infrastruktur yang memadai, serta termasuk Geopark Toba Internasional bukan lagi menjadi mimpi dan angan-angan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar