Jumat, 21 Juni 2013

BELAJAR TENTANG PERTIMBANGAN ILMIAH ANTARA KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN BILA MENEBANG DAN/ATAU TIDAK MENEBANG SATU BATANG TEGAKAN VEGETASI / POHON / TANAMAN HUTAN KHUSUSNYA DI DATARAN TINGGI DAN/ATAU LOKASI DENGAN SPESIFIK TERTENTU

Private Library of Simamora, Helmut Todo Tua
Environment, Research and Development Agency
Samosir Regency Government of North Sumatera Province
INDONESIA



Berikut merupakan kutipan ilmiah yang digunakan Penulis sebagai referensi pribadi di dalam mendukung kegiatan kerja sesuai tupoksi di kantor.


BELAJAR TENTANG PERTIMBANGAN ILMIAH ANTARA KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN BILA MENEBANG DAN/ATAU TIDAK MENEBANG SATU BATANG TEGAKAN VEGETASI / POHON / TANAMAN HUTAN KHUSUSNYA DI DATARAN TINGGI DAN/ATAU LOKASI DENGAN SPESIFIK TERTENTU
  

Anda mungkin pernah mendengar bahwa pohon menghasilkan oksigen, tetapi apakah Anda pernah bertanya-tanya berapa banyak oksigen pohon yang membuat?

Atmosfer Bumi memiliki komposisi berbeda dari planet lain sebagian karena reaksi biokimia dari organisme bumi. Pohon dan plankton memainkan peran besar dalam hal ini. Jumlah oksigen yang dihasilkan oleh pohon tergantung pada jenis pohon, umur, kesehatan, dan juga pada lingkungan pohon. Berbagai presentasi angka dan metodologi perhitungan. Berikut adalah beberapa tokoh dikutip lain mengenai jumlah oksigen yang dihasilkan oleh pohon:
“Pohon rindang matang menghasilkan oksigen untuk sebanyak 10 orang menarik napas dalam setahun dalam satu musim.” ”Sebuah pohon dewasa tunggal dapat menyerap karbon dioksida pada tingkat 48 pon /tahun dan melepaskan oksigen yang cukup kembali ke atmosfer untuk mendukung 2 manusia.”
Arbor Day Foundation
- McAliney, Mike. Argumen untuk Konservasi Tanah:  Dokumentasi dan Sumber Informasi untuk Perlindungan Sumberdaya Lahan, Trust for Public Land, Sacramento, CA, Desember 1993
“Salah satu hektar pohon setiap tahunnya mengkonsumsi jumlah karbon dioksida ekuivalen dengan yang dihasilkan dengan mengendarai sebuah mobil rata-rata untuk 26.000 mil. Bahwa hektar sama pohon juga menghasilkan oksigen cukup untuk 18 orang untuk bernapas selama setahun.”
New York Times
“Pohon-100 ft, 18″ diameter pada dasarnya, menghasilkan 6.000 pon oksigen. “
- Northwest Territories Pengelolaan Hutan
“Rata-rata, satu pohon menghasilkan hampir 260 pon oksigen setiap tahunnya. Dua pohon dewasa dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk keluarga empat.”
Environment Canada, lembaga lingkungan nasional Kanada
“Rata-rata produksi oksigen bersih tahunan (setelah memperhitungkan dekomposisi) per hektar pohon (kanopi pohon 100%) offset konsumsi oksigen dari 19 orang per tahun (delapan orang per hektar tutupan pohon), namun berkisar dari sembilan orang per hektar tutupan kanopi (empat orang / penutup ac) di Minneapolis, Minnesota, untuk 28 orang / ha penutup (12 orang / penutup ac) di Calgary, Alberta. “ - Dinas Kehutanan AS dan International Society publikasi Arborikultur sendi.
Produktivitas oksigen yang dihasilkan pohon
Menurut hasil penelitian pada tahun 1989 menunjukkan bahwa pohon damar (Agathis alba), mahoni (Swietenia macrophylla), jamuju (Podocarpus imbricatus) dan pala (Mirystica fragrans), asam landi (Pithecelobium dulce), johar (Cassia siamea) mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menurunkan kandungan timbal dari udara. Untuk beberapa tanaman glodogan (Polyalthea longifolia), keben (Baringtonia asiatica) dan tanjung (Mimusops elengi), walaupun kemampuan serapannya terhadap timbal rendah namun tanaman tersebut tidak peka terhadap pencemaran udara. Namun tanaman daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea) dan kesumba (Bixa orellana) mempunyai kemampuan yang sangat rendah dan sangat tidak tahan terhadap pencemaran yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor.
Selanjutnya hasil penlitian Irawati (1991) memperlihatkan bahwa pohon mahoni, bisbul, tanjung, kenari, meranti merah, kere payung dan payung hitam memiliki ketahanan yang tinggi terhadap pencemaran debu semen serta kemampuan yang tinggi dalam menjerap (adsorpsi) dan menyerap (absorpsi) debu semen. Namun pohon-pohon duwet, medang lilin dan sempur kurang baik digunakan sebagai tanman untuk penghijauan di kawasan industri pabrik semen. Ketiga jenis tanaman ini selain agak peka terhadap debu semen, juga memiliki kemampuan yang rendah dalam menjerap dan menyerap partikel semen.
Bidwell dan Fraser mengemukakan, kacang merah (Phaseolus vulgaris) dapat menyerap gas ini karbon monoksida sebesar 12 – 120 kg/km2/hari. Mikroorganisme serta tanah pada lantai hutan memiliki peranan yang baik dalam menyerap gas karbonmonoksida (Bennet dan Hill, 1973). Inman dkk mengemukakan, tanah dengan mikroorganismrnya dapat menyerap gas karbonmonoksida dari udara yang semula konsentrasinya sebesar 120 ppm (13,8 x 104 mg/m3)  menjadi hampir mendekati nol hanya dalam waktu 3 jam saja.
Widyastama (1991) mengemukakan, tanaman yang baik sebagai penyerap gas CO2 dan penghasil oksigen adalah: damar (Agathis alba), daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea), lamtoro gung (Leucaena leucocephala), akasia (Acacia auriculiformis) dan beringin (Ficus benyamina).

Sedangkan Tumbuhan / tanaman dalam kehidupannya sehari-hari melakukan apa yang disebut fotosintesis. Dalam proses fotosintesius ini selain diperoduksi zat organik juga dihasilkan gas oksigen. Banyak manfaat dari tanaman ini, yakni :
a.Tanaman menghasilkan zat organic yang berfungsi segai bahan makanan (misalnya beraneka ragam buah-buahan).,
b.Tanaman menghasilkan kayu untuk bahan bangunan, industri mebel, kertas, kayu lapis, lantai,  dan lain-lain.
c.Tanaman berguna untuk peneduh dan penyegar lingkungan di jalan-jalan, perkantoran, pemukiman, di kota dan di desa.
d.Tanaman memberikan kenyamanan dan keindahan lingkungan (lihat jenis-jenis pohon penghijaun di kota-kota dan tanaman hias).
Dalam satu hari sebatang pohon menyerap CO2 antara 20 dan 36 gram per hari. Bila di pekarangan rumah anda terdapat 10 buah pohon, maka dalam sebulan pekarangan anda memberikan kontribusi menyerap CO2 sebanyak 5,6 – 10,08 kg atau menyimpan 750 kg karbon selama tanaman itu tumbuh di sana. Kalau di sekitar rumah anda ada 99 KK yang memiliki jumlah pohon sama dengan di rumah anda, maka jumlah CO2 yang diserap menjadi 0,5 – 1,008 ton atau karbon yang disimpan   sebanyak 75 ton.
http://1.bp.blogspot.com/_CLcOh92hixs/TLe0-0-KEdI/AAAAAAAAABs/CLiWgZaArbI/s320/gambar+4.jpg
Hasil estimasi ilmiah menunjukkan bahwa  dalam sejam satu lembar daun memperoduksi oksigen sebanyak 5 ml. Dengan mengambil contoh pekarangan rumah anda dan sekitarnya yang ditanami pepohonan tadi dan bila rata-rata jumlah daun per pohon 200 lembar,  maka pohon-pohon di tempat tinggal anda dan sekitarnya akan menyumbang oksegen sebanyak 10 x 100 x 200 x 5 ml = 1.000 liter per jam. Angka ini setara dengan  jumlah kebutuhan  oksigen untuk pernapasan sebanyak 18 orang (kebutuhan oksigen untuk satu orang bernapas adalah 53 liter per jam).

1. Kenapa sih pohon disebut pabrik oksigen? 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvJRvuA5ykaoN1XSiiuaisfVhzC-5UPEUamYDfKGTfs5t-QMfsFUh1nG7oV6deOnifzoKNIYqSTpx6wmXCp8gzMwbYxrvIJepTGyMYTR1JmLGzwZSRzrX_jYKAdbsiuGzeScOVLxhU5qQ/s1600/mnyerp+air.jpegSebab, pohon memiliki klorofil. Hmm... tau kan apa itu klorofil? Itu tuh, zat hijau daun! Hampir semua tumbuhan memiliki ini. Di siang hari, klorofil yang berada di dalam daun menyerap sinar matahari. Sinar matahari ini kemudian dimasak atau diolah menjadi makanan. Proses itu disebut fotosintesis. Nah, pada saat fotosintesis itulah, pohon menghasilkan oksigen.

2. Oksigen yang dihasilkan pohon itu kemudian akan dihirup oleh hewan dan manusia. Coba kita tarik nafas dalam-dalam. Sruuut... sruuut! Lalu pandanglah pohon-pohon yang berada disekitar kita. Pohon-pohon itulah yang berjasa memberikan oksigen gratis untuk kita.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAx-Dy99DE3VrZe7UDGNnTH2ZmKcuOgwC_A_ZEc37-C4jY21qGguj9r_JspVs4sw9Je5BMA0KBavAb2cwvNtcT19-kkS37DLOz1TAmcW9nS11gkg7mUdPXnmXWjICJMrQotay7yMDG7JE/s1600/mnyerp+mthr.jpegHitung-hitung dan pikir-pikir, deh :
1 pohon menghasilkan 1,2 kg oksigen per hari.
1 orang membutuhkan 0,5 kg oksigen per hari.
Itu berarti, 1 pohon berguna untuk bernafas 2 orang setiap hari.
Hmm, jadi menebang 1 pohon sama saja dengan menghilangkan sumber oksigen untuk 2 orang.
Bayangkan kalau semua pohon ditebang, bagaimana dengan nasip makhluk hidup seperti kita?

3. Pohon bisa menyaring debu dan menyerap racun diudara. Racun itu misalnya karbondioksida (CO2) yang dihasilkan oleh asap kendaraan bermotor.
Bayangkan ini !
1 area hutan (hampir seluas lapang sepak bola) bisa menyerap karbondioksida dari mobil yang berjalan sejauh 41.843 km (hampir 4 kali jarak antara Sabang - Merauke). Ck ck ck... boleh dibilang, hutan itu seperti penyedot debu raksasa. Penyedot debu yang akan menyerap racun dan polusi udara di muka bumi.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKff9npfmYcUYpw8CZyHyGtKb7UhhFVcZ3VwEkWUpJ1yCH6IxxfdRuSc-6syP15NpP-FyxRBbMR5Jx0FriDNutd5cdSOPH5-WL-mGfUXkM96Gw_yIEFulmzd1fPI3hKUX3QYsYvBFR0hE/s1600/ganggang.jpeg

4. Tak hanya pohon besar saja yang bisa menghasilkan banyak oksigen. Pohon kecil pun ada yang menghasilkan oksigen dalam jumlah besar. Misalnya, rumput laut, ganggang-ganggangan, rumput, dan bambu.

5. Manfaat pohon lainnya?
Wuah, masih buaaanyak... lagi! Pohon bisa menyerap air hujan sehingga pada musim kemarau kita tidak kekeringan. Pohon bisa mengikat tanah sehingga mencegah terjadinya erosi atau tanah longsor. Pohon menjaga kesuburan tanah. Pohon merupakan tempat hidup beraneka satwa. Duuuuh... pokoknya pohon itu saaangat... berjasa! Karena itu, sudah saatnya deh, kita balas kebaikan pohon. Caranya, sayangi pohon dengan melindungi kelestariannya !

Berapa jumlah oksigen yang dihasilkan sehelai daun per hari?

Setiap tahun pohon dengan tinggi 9,75 m menghasilkan 118,040 kg oksigen, tergantung luas dan warna daun tersebut ,jg tempat tumbuhnya serta pohon dengan tinggi 9,75 m menghasilkan 32,789 kg.
Banyak sebab udara tercemar yang menyebabkan kualitas udara menjadi buruk. diantaranya akibat pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara). Pembakaran BBF mengemisikan gas CO2 (karbondioksida) ke atmosfer dan terus-menerus terakumulasi dan meningkatkan konsentrasi CO2 atmosfer / udara. Sebab itu, Gas CO2 kini bukan lagi sebagai komponen alamiah atmosfer bumi, tetapi berstatus sebagai zat pencemar. Selama 150 tahun terakhir, konsentrasi CO2 telah meningkat dari 280 ppm menjadi hampir 380 ppm.
 Gas CO2 yang pekat di atmosfer  menghalangi pantulan sinar mata hari dari bumi kembali keatas permukaan bumi, dan ini menyebabkan meningkaatnya suhu udara. Fenomena ini dikenal segai green house effect atau efek rumah kaca. Efek rumah kaca telah betul-betul didukung oleh data meningkatkan suhu udara, bukan hanya pada lingkup lokal tetapi sudah mencapai  skala global sehingga dikenal sebagai pemanasan bumi atau pemanasan global (global warming). Menurut U.S. National Research Council, dalam seabad terakhir rata-rata kenaikan suhu di permukaan bumi mencapai 0,3 oC -0,6 oC. Dalam akhir abad ke-21 rata-rata suhu bumi meningkat 1,4 oC -5,8 oC dan dalam 400 tahun terahir menunjukkan kondisi suhu paling panas
Peristiwa efek rumah kaca tidak hanya berakhir di  meningkatnya suhu bumi, melainkan berantai pada dampak yang lain yakni meningkatnya permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub dan di gunung-gunung pencakar langit yang kemudian menyebabkan naiknya permukaan air laut setinggi 0.09 – 0.88 meter. Efek rumah kaca pun menyebabkan perubahan iklim (climate change). Peningkatan permukaan air laut  menjadi ancaman masalah banjir besar bagi negara kita. Indonesia memiliki garis pantai yang sangat panjang, negara kepulauan (memiliki lebih dari 17.000 pulau) yang memanjang sepanjang 5.000 km di ekuator. Bisa dibayangkan bagaimana menderitanya penduduk di daerah pesisir menghadapi banjir  permanent karena air laut naik ke daratan pesisir. Perubahan iklim global juga akan berdampak buruk terhadap hidupan liar (wild life) dan produksi pertanian. Kepunahan jenis flora dan fauna menjadi ancaman yang sulit terelakkan dan stabilitas keamanan penyediaan pangan dunia  akan mengalami guncangan dahsyat.
Perubahan iklim global akan berdampak pada kepunahan jenis hidupan liar  flora dan fauna, karena tidak mampu beradaptasi terhadap suhu yang panas dan perubahan iklim. Sebagai negara yang mendapat julukan the megabiodiversity country (Indonesia memiliki luas 1,3% dari luas dunia, tetapi memiliki lebih dari 10% tumbuhan berbunga, 12% mamalia dunia, 16% reptil dan amfibi, 17% jenis burung, dan 35% jenis ikan di dunia) maka ancaman kepunahan jenis hayati di Indonesia bukan hanya mencemaskan bangsa Indonesia saja, melainkan bangsa-bangsa di dunia. Keanekaan jenis hayati Indonesia tak ubahnya seperti bank-bank  gen raksasa yang menjanjikan keuntungan sangat besar di masa datang untuk diteliti, dikembangkan dan dimanfaatkan menjadi bahan pangan baru, sumber energi, bahan baku industri, dan bahan obat baru., Adalah suatu kerugian yang sangat besar, yang sulit dihitung nilai valuasinya, bila terjadi kepunahan jenis sementara IPTEK belum dapat mengenali dan memanfaatkan jenis itu.
Hubungan dan Manfaatan antara CO2 Tumbuhan / Tanaman / Pohon
Memang, CO2 bukan satu-satunya gas pencemar penyebab efek rumah kaca, tetapi gas ini menduduki peringkat pertama penyumbang masalah meningkatnya suhu bumi. Lautan sebenarnya diketahui punya peran dalam menyerap CO2. Namun nampaknya laut pun tak kuasa lagi mengimbangi laju akumulasi CO2 pencemar di atmosfer yang secepat kilat. Harapan kita sekarang bertumpu pada agent lain yang sangat intensif menyerap CO2 yakni tumbuhan atau tanaman, baik yang hidup di dalam kawasan hutan, di  lahan pertanian maupun di tempat-tempat pemukiman, di kota maupun di desa.
Tumbuhan / tanaman dalam kehidupannya sehari-hari melakukan apa yang disebut fotosintesis. Dalam proses fotosintesius ini selain diperoduksi zat organik juga dihasilkan gas oksigen. Banyak manfaat dari tanaman ini, yakni :
1.      Tanaman menghasilkan zat organic yang berfungsi segai bahan makanan (misalnya beraneka ragam buah-buahan).
2.      Tanaman menghasilkan kayu untuk bahan bangunan, industri mebel, kertas, kayu lapis, lantai,  dan lain-lain.
3.      Tanaman berguna untuk peneduh dan penyegar lingkungan di jalan-jalan, perkantoran, pemukiman, di kota dan di desa.
4.      Tanaman memberikan kenyamanan dan keindahan lingkungan (lihat jenis-jenis pohon penghijaun di kota-kota dan tanaman hias).
5.      Tanaman memberikan keindahan alam sehingga menambah eksotisme suatu tempat tujuan wisata. Cita rasa keindahan alam dan kesejukkan kawasan wisata adalah karena kehadiran tumbuh-tumbuhan juga. Keindahan alam dan kesejukkan kawasan wisata Puncak  di Jawa Barat misalnya, banyak ditimbulkan oleh tumbuhan/ tanaman. Tidak akan punya nilai wisata apa-apa Kawasan Puncak bila di sana tidak ada  tumbuh-tumbuhan di hutan Telaga Warna atau perkebunan tanaman teh. Para pengunjung Kebun Raya Cibodas atau Kebun Raya Bogor tertarik datang nampaknya bukan karena alasan nilai ilmiah dari suatu kebun raya yang kaya akan koleksi jenis-jenis flora kawasan tropis, tetapi karena  keindahannya yang dibangkitkan oleh tumbuhan-tumbuhan. Demikian pula para pengunjung Tahura Juanda di Bandung  dapat menikmati keindahan alam dan kenyamanan lingkungan karena adanya pohon-pohon atau tetumbuhan.
Manfaat tumbuhan yang diuraikan diatas hanya beberapa saja yang dengan mudah dapat kita rasakan. Banyak manfaat lain yang sangat penting yang tidak begitu popular di mata masyarakat, yaitu manfaat tumbuhan/tanaman dalam mengurangi zat pencemara udara dan penghasil oksigen melalui proses fotosintesis atau sering disebut sebagai manfaat ekologis seperti disinggung diatas.   Fotosintesis tumbuhan  adalah suatu proses alamiah yang terjadi di dalam daun-daun tumbuhan dimana terjadi penyerapan CO2 dan dihasilkannya gas oksigen yang ditambahkan ke udara kita.  Persamaan rekasi kimia fotosintesis adalah : karbondioksida gas (CO2) + air (H2O) + pigmen klorofil daun + energi mata hari ? zat organik (C6H12O6) +  oksigen gas (O2).
Penyerapan CO2 oleh tumbuhan  memberi andil dalam mengurangi pencemar CO2 di udara. Karbon dari CO2 ini disimpan di dalam jaringan tumbuhan (kayu) yang kemudian kayu ini berguna bagi manusia. Suatu laporan menyebutkan bahwa  sebatang pohon selama hidupnya diprediksi mampu menyerap 7.500 gram karbon. Karena alasan inilah tumbuhan dikenal  sebagai pelaku carbon sinks. Sumber lain menyebutkan bahwa   secara taksiran kasar, dalam satu hari sebatang pohon menyerap CO2 antara 20 dan 36 gram per hari. Bila di pekarangan rumah anda terdapat 10 buah pohon, maka dalam sebulan pekarangan anda memberikan kontribusi menyerap CO2 sebanyak 5,6 – 10,08 kg atau menyimpan 750 kg karbon selama tanaman itu tumbuh di sana. Kalau di sekitar rumah anda ada 99 KK yang memiliki jumlah pohon sama dengan di rumah anda, maka jumlah CO2 yang diserap menjadi 0,5 – 1,008 ton atau karbon yang disimpan   sebanyak 75 ton.
Uraian diatas mungkin baru gambaran dari lingkungan satu RW (rukun warga).  Bila dikalkulasikan dalam luasan satu desa/ kelurahan, sekecamatan atau sekabupaten/ kota maka betapa besarnya CO2 yang diserap atau karbon yang disimpan di dalam tumbuhan/ tanaman.  Suatu  estimasi dilaporkan bahwa 1 acre (0,405 ha) luas pertanaman di Amerika dalam setahun menyerap CO2  yang setara dengan CO2 yang diemisikan  oleh sebuah mobil yang menempuh jarak 26.000 mile (41.842,944 km); dan menurut sumber tersebut 0,405 ha (kurang dari setengah hektar) luas lahan berpepohonan di Brooklyn cukup untuk mengkonpensasi penggunaan bahan bakar oleh sebuah mobil yang menempuh jarak  7.200 – 8700 mile (11.587,27 – 14.001,29 km)
Nah sekarang, Bagaimana tumbuhan/ pohon bila dikaitkan dengan produksi oksigen ? Hasil estimasi ilmiah menunjukkan bahwa  dalam sejam satu lembar daun memperoduksi oksigen sebanyak 5 ml. Dengan mengambil contoh pekarangan rumah anda dan sekitarnya yang ditanami pepohonan tadi dan bila rata-rata jumlah daun per pohon 200 lembar,  maka pohon-pohon di tempat tinggal anda dan sekitarnya akan menyumbang oksegen sebanyak 10 x 100 x 200 x 5 ml = 1.000 liter per jam. Angka ini setara dengan  jumlah kebutuhan  oksigen untuk pernapasan sebanyak 18 orang (kebutuhan oksigen untuk satu orang bernapas adalah 53 liter per jam).
Dengan menyimak uraian diatas, maka tak diragukan lagi bahwa pemanasan global harus dihentikan; dan setiap individu  punya andil untuk berpartisipasi. Caranya adalah dengan menanam pohon: di kawasan hutan, di lahan-lahan kritis, di pekarangan rumah, di kantor-kantor, di kampus-kampus, di sekolah-sekolah, di pabrik-pabrik di kota dan di desa. Selain itu, pohon-pohon yang sudah ada harus dijaga kelestariannya.

Tanaman Penyerap CO2

Kehidupan di dunia menyebabkan CO2 yang secara alami sudah ada di atmosfir, mengalami peningkatan.Salah satunya melalui pembakaran bahan bakar fosil mengemisikan gas CO2 (karbondioksida) ke atmosfer dan terus-menerus terakumulasi dan meningkatkan konsentrasi CO2 atmosfer . Sebab itu, Gas CO2 kini bukan lagi sebagai komponen alamiah atmosfer bumi, tetapi berstatus sebagai zat pencemar. Selama 150 tahun terakhir, konsentrasi CO2 telah meningkat dari 280 ppm menjadi hampir 380 ppm3) . Gas CO2 yang pekat di atmosfer  menghalangi pantulan sinar mata hari dari bumi kembali keatas permukaan bumi, dan ini menyebabkan meningkaatnya suhu udara. Fenomena ini dikenal sebagai green house effect atau efek rumah kaca.
Untuk mengendalikan efek rumah kaca maka CO2 di udara harus dikurangi dengan cara meningkatkan serapan  oleh tanaman sebanyak mungkin . serta menekan pelepasan (emisi) CO2 ke udara ke konsentrasi serendah mungkin. Jadi kegiatan menanam pohon pada lahan-lahan pertanian , serta mempertahankan keutuhan hutan alam, sangat penting untuk mengurangi jumlah CO2  di udara.

Manfaat Pohon Untuk Kehidupan
Tanaman dalam kehidupan kita sehari-hari, memberikan banyak sekali manfaat. Untuk suatu perumahan, pohon-pohon yang rindang dan menyejukkan serta taman indah yang tertata rapih dapat meningkatkan nilai jual properti pada perumahan tersebut. Beberapa manfaat selain untuk keindahan dan memberikan kesejukan, manfaat lain diantaranya5): untuk menurunkan kadar zat menyerap CO2 dan menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis. Fotosintesis adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada tumbuhan. Pada proses yang  terjadi pada daun tersebut  CO2 diserap dari udara oleh tanaman dan diubah menjadi karbohidrat, kemudian disebarkan keseluruh tubuh tanaman dan akhirnya di timbun dalam tubuh tanaman seperti daun, batang, ranting, bunga dan buah.
Selain menyerap CO2,  beberapa tanaman dapat juga mereduksi gas SO2, misalnya : Angsana dan Flamboyan dapat mereduksi CO2 sampai 70 % dan SO2 sebesar 50 %; Asam Kranji dapat mereduksi CO2 sampai 80% dan SO2 sampai 90 %; Tiara payung mereduksi CO2 70 % dan SO2 sebesar 60 % 6)
Pohon juga memiliki fungsi atau manfaat lain seperti mengurangi kebisingan, . penghalang angin,  menyerap debu dan mengurangi laju erosi tanah. Tanaman yang dapat digunakan untuk mengurangi bau/ menyerap bau diantaranya7) : Michelia champaka yang dikenal sebagai pohon cempaka, Murraya paniculata  atau kemuning dan Mimoscrops elengi atau pohon tanjung. Sebagai penyerap debu, dilakukan pohon dengan dengan menyaringnya  sehingga menempel di daun dan dapat turun atau berjatuhan ke tanah ketika terkena hujan .

Dari hasil penelitian, Bougenvile dapat menahan debu sampai 70 % 6) .Jenis tanaman lain yang  yang dapat menahan debu , antara lain7) :
·         Agathis alba ( damar )
·         Swietenia macrophylla (mahoni daun lebar )
·         Polyathea longifolia ( glodogan )
·         Baringtonia asiatica ( keben ) dan
·         Mimoscropsrops elengi  (tanjung )

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil-cZlyMvgGJfT8fz_6cuSK5G0KqzWqWkyPusWg65kppr8gnxyxDdlXgioq1IBtZfKJ9G4FcYcHuetUyiYvJadPF9OYGAzlnkpcD-JvVl5MrVGrf8l05Smlvh_vsTnHbfBJNR-nrPFOvE/s320/glodogan+tiang.jpg
Gambar : Pohon Glodogan

Jenis Pohon Penyerap CO2
Setiap jenis tanaman memang memiliki kadar penyerapan karbondioksida yang berbeda-beda, faktor-faktor yang berpengaruh diantaranya mutu klorofil yang ada dalam daun. Mutu klorofil tersebut yang ditentukan oleh banyak sedikitnya magnesium yang menjadi inti klorofil sehingga  Semakin besar tingkat magnesium yang dikandung dalam klorofil tumbuhan, semakin gelap warna hijau daunnya dan semakin optimal proses fotosintesis yang terjadi1). Beberapa pohon yang dapat digunakan untuk menyerap CO2 , diantaranya Trembesi (Albizia saman ) .
Pohon Trembesi, merupakan tumbuhan pohon besar dengan ketinggian hingga 20 meter dan tajuknya yang sangat lebar. Pohon ini mempunyai jaringan akar yang luas mempunyai batang yang besar, bulat dan tinggi antara 10-20 meter. Permukaan batangnya beralur, kasar dan berwarna coklat kehitam-hitaman.sehingga kurang cocok ditanam di pekarangan karena bisa merusak bangunan dan jalan. Sering disebut juga sebagai Pohon Hujan atau Ki Hujan lantaran air yang sering menetes dari tajuknya karena kemampuannya menyerap air tanah yang kuat. Di beberapa daerah di Indonesia tanaman pohon ini sering disebut sebagai Kayu Ambon (Melayu), TrembesiMunggurPunggurMeh (Jawa), Ki Hujan (Sunda).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ir. Endes N. Dahlan, Dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, satu batang Pohon Trembesi mampu menyerap 28.442 kg karbondioksida setiap tahunnya 2).
Selain Trembesi, ada beberapa jenis pohon yang mampu menyerap CO2 dalam jumlah besar , seperti pada lampiran 1 Peraturan Menteri Kehutanan nomer : P.03/Menhut-V/2004 Tentang Pedoman Pembuatan Tanaman Penghijauan Kota gerakan nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan, dinyatakan pohon Damar (Agathis alba), Kupu-kupu (Bauhinea purpurea), Lamtorogung (Leucena leucocephala ) , Akasia (Acacia auriculiformis) dan Beringin (Ficus benyamina ), merupakan tanaman yang digunakan dalam penghijauan kota sebagai penyerap CO2 dan penghasil O2 7) .

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmoECg7dFIk3N3wVzcO5svVAxfej7_sFGdnZc6TcUgrdf2UqWrtWxZNYNbw6cdD0W72qIOLuQZLfre8ycHanSRKivYnr-o0fe4ITPCwOs1WrMWFhrf3CZ0K18SOKtoGEW3VGdymhvJXos/s320/bunga+kupu-kupu.jpg

Gambar : Pohon Bunga Kupu-kupu


Berapa CO2 yang dapat diserap ?
Pada tabel, ada 21 jenis pohon penyerap CO2, urutan teratas ditempati oleh Trembesi dengan jumlah CO2 yang diserap sebanyak 28,4 ton/pohon/tahun, kemudian Bambu dengan 12 ton/hektar/tahun. Dari data pada tabel, penyerapan COoleh Trembesi , 53 kali lebih besar dari pohon beringin.
Jenis Pohon dan CO2 yang dapat diserap 1)
No
Jenis Pohon
CO2 yang Diserap (kg/pohon/tahun)
1
Trembesi (Samanea saman)
28.448,39
2
Bambu
up to 12 *
3
Cassia (Cassia sp)
5.295,47
4
Kenanga (Canangium odoratum)
756,59
5
Pingku(Dysoxylum excelsum
720,49
6
Beringin (Ficus benyamina)
535,90
7
Krey Payung (Fellicium decipiens
404,83
8
Matoa (Pometia pinnata)
329,76
9
Mahoni (Swettiana mahagoni)
295,73
10
Saga (Adenanthera pavonina)
221,18
11
Bungur (Lagerstroemia speciosa)
160,14
12
Jati (Tectona grandis)
135,27
13
Nangka (Arthocarpus heterophyllus)
126,51
14
Johar (Cassia grandis)
116,25
15
Sirsak (Annona muricata)
75,29
16
Puspa (Schima wallichii)
63,31
17
Akasia (Acacia auriculiformis)
48,68
18
Flamboyan (Delonix regia)
42,20
19
Sawo Kecik (Manilkara kauki)
36,19
20
Tanjung (Mimusops elengi)
34,29
21
Bunga Merak (Caesalpinia pulcherrima)
30,95
             Ket : Ton/hektar/tahun

Selain tanaman penghijauan kota, tanaman karet (Hevea brasilliensis ) juga memiliki kemampuan menyerap karbondioksida yang cukup tinggi karena memiliki kanopi lebih lebar dan permukaan hijau daun yang luas.
 Dalam satu hari sebatang pohon menyerap CO2 antara 20 dan 36 gram per hari4)   Bila di lahan satu hektar terdapat 300 batang karet, maka CO2 yang diserap sebanyak 6-10,8 kg per hari atau 180 kg-324 kg per bulan atau 2,1 ton-3,8 ton per tahun. Jadi, kontribusi kebun karet  seluas 35.145 hektar dalam menyerap CO2 sebanyak 210,8-379,5 ton per hari atau 6.326-11.386 ton lebih per bulan atau 75 ribu-136 ribu ton lebih per tahun10).
Estimasi lainnya menyebut tanaman karet dalam satu siklus dapat mengikat CO2 udara sebanyak 660 ton/hektar atau rata-rata per tahunnya dapat mengikat CO2 sebanyak sekitar 23 ton/hektar Untuk kebun karet seluas 35.145 hektar,  jika rata-rata setiap hektar kebun karet tersebut mampu mengikat CO2 sebanyak 23 ton per tahun, maka kontribusi kebun karet tsb  dalam pengikatan CO2 di bumi Indoneia adalah 35.145 hektar x 23 ton adalah 808 ribu ton10).  Emisi CO2 Indonesia tahun 2004 mencapai 380 juta ton (United Nations Statistic Division, 2007). sehingga kontribusi kebun karet tersebut dapat mengikat emisi CO2 nasional sebesar 2,1%10).

Berapa Oksigen yang Dihasilkan ?
Oksigen yang dihasilkan oleh pohon tergantung  pada jenis pohon, umur, kondisi juga lingkungan pohon. Dalam keadaan istirahat, manusia dewasa menghirup 1,8 sampai 2,4 gram oksigen per menit. Jumlah ini setara dengan 6 miliar ton oksigen yang dihirup oleh seluruh manusia per tahun 8)
Oksigen yang dibutuhkan untuk bernafas tiap jam adalah 53 liter 4), jika satu lembar daun menhasilkan oksigen  5 ml /jam9) dan disekitar tempat tinggal anda terdapat 20  buah pohon dengan rata-rata jumlah daun sekitar 300 lembar, maka oksigen yang disumbangkan oleh tanaman tersebut adalah 30 x 400 x 5 = 60 liter/jam yang setara dengan kebutuhan satu orang untuk bernafas tiap jam.  Pada pohon karet, jika jumlah daun per pohon 200 lembar, maka tiap hektar pohon karet akan menyumbang oksigen sebanyak 300 pohon x 200 x 5 ml = 300 liter per jam. Berarti, setiap jam seluruh , kebun karet seluas 35.145 ha akan menghasilkan oksigen sebanyak 35.145 ha x 300 liter = 10.543.500 liter. Angka ini setara dengan  jumlah kebutuhan oksigen untuk pernapasan sebanyak 198.933 orang.

Tumbuhan menghasilkan oksigen dari fotosintesisnya, sebelum oksigen terbentuk tumbuhan perlu menyerap sinar matahari dan karbondioksida, dari 6 molekul air terbentuk 6 molekul oksigen pula, tetapi hal itu hanya terjadi bila ada cahaya matahari, ila tidak terdapat cahaya matahari maka pohon akan melakukan reaksi gelapnya yang menghasilkan karbondioksida. Maka dari itu, walau tidak dapat menghidupi semua manusia yang ada di dunia ini denga pohon yang ada, tetapi setidaknya kita dapat memberikan oksigen yang cukup untuk keluarga kita dengan menanam beberapa pohon kecil dan mengalikannya dengan jumlah makhluk hidup yanh bergerak dalam rumah kita.
Oksigen (O2) merupakan komponen terpenting untuk berlangsungnya kehidupan. Baik Manusia, hewan maupun tumbuhan memerlukan oksigen. Namun sayangnya Oksigen ini hanya dapat dihasilkan oleh tanaman sebagai salah satu hasil proses fotosintesis tanaman tersebut pada siang hari. Untuk mengoptimalkan oksigen yang berada disekitar rumah kita, dibawah ini merupakan tips untuk memilih tanaman yang menghasilkan oksigen banyak.
1. Pastikan tanaman yang ditanam disekitar rumah mempunyai daun berwarna hijau. Untuk variasi warna hijau yaitu hijau terang, hijau gelap ataupun hijau dengan kombinasi dengan warna lain. Warna  yang paling baik untuk menghasilkan oksigen adalah hijau gelap.

2. Kondisi permukaan daun segar dan mengkilat. Proses fotosistesis bisa dilakukan dengan maksimal jika kondisi daun dalam keadaan sehat. Salah satu ciri-ciri daun yang sehat yaitu segar dan mengkilat.

3. Tanaman mempunyai daun yang rimbun. Semakin banyak jumlah daun maka semakin banyak oksigen yang dihasilkan.
4. Mempunyai jumlah cahaya yang cukup ke tanaman. Pencahayaan dari Matahari juga menentukan proses fotosistesis maka singkirkan barang yang menghalangi sinar matahari yang mengarah ke tanaman.
5. Tanaman yang menyukai kelembaban media tanam yang tinggi. Kandungan air yang cukup banyak mendorong penguapan oleh tanaman lebih besar, penguapan tersebut dibarengi dengan pelepasan oksigen ke udara bebas.
6. Tanaman yang mempunyai sedikit bunga dan buah. Bunga dan bunga membuat tanaman mengalokasikan fotosistesis untuk pertumbuhan bunga dan buah sehingga proses pelepasan oksigen berkurang.
Secara umum, tanaman ini merupakan tanaman khusus perindang. Namun tanaman hias juga cukup baik, apalagi jika jumlahnya banyak. 

Referensi :





Tidak ada komentar:

Posting Komentar